Levi: "You're mine."

4K 376 28
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Aku menyipitkan mataku yang baru membuka karena sinar matahari pagi yang menerobos masuk melalui kaca jendela kamarku mengarah langsung ke wajahku. Ketika berguling, hendak bangun untuk berpakaian, sepasang lengan kukuh kembali menarikku ke atas ranjang.

"Kapten Levi," Lirihku, mengguncang tubuh pria yang tengah pulas di sisiku itu. "Aku harus segera pergi."

"Sebentar saja, (Y/N)." Dengan suara parau, pria itu bergumam, mengeratkan dekapannya.

Aku bisa merasakan kedua pipiku memanas, kemudian aku mengangguk. "Sebentar saja, ya. Kalau terlalu lama aku bisa terlambat."

"Memang kenapa? Aku kan kaptenmu."

Kapten-- Benar juga katanya. Dia hanya kaptenku, dan aku ini hanya bawahannya. Apa yang kita jalani saat ini benar-benar hanya antara atasan dan bawahan yang menjalin hubungan gelap saja, tidak lebih. Seharusnya aku mengerti, tapi entah kenapa, aku tidak bisa berhenti.

"Kapten Levi.."

"Hm,"

"Apa kau tak pernah berpikir kalau--"

"Nggak." Elaknya, seakan bisa membaca pikiranku. "Jangan berpikir seperti itu."

"Sok tahu. Memangnya Kapten tahu apa yang ingin kukatakan?"

"Kau ingin bertanya apakah aku pernah berpikir kalau apa yang kita jalin saat ini adalah sebuah kesalahan, kan?"

Terkejut, aku menggeleng, berusaha memancingnya. "Salah."

"Bohong. Aku tahu kau, (Y/N)."

Kapten Levi mendadak mengganti posisinya, nyaris menindihku. Ketika jarak wajah kita sudah begitu dekat, seseorang malah mengetuk pintu kamarku. Ganggu saja, pikirku. Tapi kemudian..

"(Y/N)? Kau baik-baik saja?" Suara Moblit dari luar mengejutkan kami. "Sudah siang, loh.. Kita ada jadwal ke pusat kota hari ini."

Raut Kapten Levi yang tadinya lembut mendadak berubah menjadi seraut buas bak raja hutan yang seakan siap menerkam pengganggunya itu. Aku ingin sekali menertawainya, tapi tampaknya Kapten sedang tak main-main. Dia pun beranjak dari ranjang untuk memakai celananya dan bergerak ke arah pintu. Sebelum keributan sempat terjadi di bangunan tiga lantai ini, aku segera menarik lengannya.

"Ja-Jangan, Kapten."

"Kenapa?"

"Bagaimana kalau semua orang tahu?"

Kapten berhenti. Dia berbalik menatapku, alisnya semakin berkerut. Entah kenapa, tapi Kapten Levi tampak kecewa.

"Memangnya kenapa kalau mereka tahu?"

"Itu.."

"Kau malu?"

"Bukan, Kapten, hanya saja.."

SNK x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang