4. Eren vs Reiner: Betrayed

1.9K 204 35
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Eren POV

Seandainya keadaannya berbeda, aku tidak menginginkan semua omong kosong ini. Terkadang aku berpikir, akan terlihat seperti apa dirimu jika kau masih ada di sini? Apa kau akan tetap membiarkan rambut (H/C)-mu nan indah itu tumbuh, atau memotongnya seperti yang biasa? Semua kekacauan sudah selesai di sini, (Y/N)-- Yah, setidaknya untuk saat ini.

Omong-omong, aku jadi penasaran, kira-kira bagaimana akan terlihat cantiknya dirimu versi dewasa, ya? Pasti sangat cantik. Haahh.. Seandainya saja aku bisa melihatnya lebih awal, aku pasti akan menyelamatkanmu. Aku merindukanmu setiap hari. Menjalani hidup empat tahun belakangan ini tanpamu terasa begitu sulit untukku. Terutama setelah melihat segalanya dari Ratu Historia, dan semua hal menjadi semakin rumit. Aku benar-benar sudah..

"Memuakkan." Aku membual selagi memandang wajahku sendiri dari pantulan air laut di bawahku.

"Apa yang membuatmu begitu muak, Eren?" Tanya Jean, ikut bergabung bersamaku, bersandar di pagar pembatas kapal.

"Bukan apa-apa. Aku hanya.."

"Merindukan (Y/N)?" Mikasa, yang berdiri di belakangku bertanya, rautnya setegas dirinya yang biasa.

Aku menatap Mikasa sejenak, kemudian mengangguk. "Begitulah."

Kedua orang itu menghela napas frustasi. Aku tahu (Y/N) telah tiada, aku menyaksikannya dengan mata kepalaku sendiri saat itu. Reiner memakannya. Dan si pirang pengkhianat yang bodoh itu, dia mencintai (Y/N). Aku juga tahu itu.

"Terkadang, aku berpikir anak itu masih hidup.. entahlah, di suatu tempat yang jauh." Jean menyahut, menepuk pundakku. "Apa kau benar-benar berpikir Reiner memakannya?"

"Itu tak masuk akal. Jangan bicara yang aneh-aneh, bodoh." Gertak Kapten Levi, memutar bola matanya, kemudian menuding ke arah Pelabuhan Liberio yang mulai nampak di ujung pandangan kami. "Bersiaplah."

Begitu kapal yang kami tumpangi berlabuh, kami pun turun, semua orang tampak takjub. Kehidupan di sini berkali-kali lipat lebih maju dibanding Paradis, pulau tempat kami berasal. Kendaraan roda empat, kereta api, kapal udara, dan masih banyak lagi hal-hal yang tak pernah kami lihat sebelumnya. Yah, meskipun-- kalau boleh jujur-- aku nggak tertarik.

Aku jadi kepikiran.. mengenai perkataan Jean soal Reiner. Benar juga. Apa Reiner benar-benar memakannya, atau itu hanya tipuan belaka seperti Bertholdt yang berpura-pura memakannya dulu? Jika iya, aku ingin tahu, ke mana dia membawa..

"E-Eh? Eren?" Suara lembut itu memanggilku. Aku pasti sudah gila karena terlalu larut dalam pikiranku.

Ketika aku berbalik, seorang gadis dengan rambut (H/C)-nya yang dicepol tengah menatapku. Di samping gadis itu, seorang pria berambut pirang dan berwajah menjengkelkan memelototiku. Aku tidak tahu apa yang dia ketahui, tapi dia terlihat ketakutan.

SNK x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang