3. Eren vs Reiner: Break Up

1.3K 174 36
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Reiner POV

Setelah ekspedisi selesai, Eren menjadi sangat sibuk. Yah, tapi paling nggak setelah bekerja mati-matian seharian dia masih menyempatkan diri untuk menjenguk (Y/N). Tapi tetap saja.. aku kesal-- bukan karena mereka tidak kunjung putus, loh. Aku kesal sekali karena belakangan ini (Y/N) sering bercerita kalau perlakuan Eren padanya sudah berubah dan itu membuatnya sedih. Setiap mendengar itu aku.. ingin sekali menghajarnya. Hanya karena populer dan memiliki kekuatan Titan, dia pikir sehebat apa dirinya sehingga bisa berbuat seperti itu pada (Y/N)?

Seperti saat ini. Kami sedang libur, dan tiba-tiba saja (Y/N) mengajakku ke bar. Aku tahu dia bahkan nggak pernah minum alkohol, tapi aku nggak bisa menolaknya. Makanya jika setidaknya dia mabuk, aku nggak boleh sampai mabuk.

"Hey, Reiner." Panggilnya dengan nada teler.

Aku menoleh, dan kejutan. Dia sudah mabuk. "Kenapa tiba-tiba mau minum alkohol, sih?"

"Aku dengar alkohol itu bisa membantuku melupakan masalah, makanya--"

"Apa yang Eren lakukan kali ini?" Aku, dengan tidak sabarnya, menyambar pergelangan tangannya.

Mendadak wajah (Y/N) yang dingin dan datar itu berubah menjadi seraut menyedihkan. Aku segera bangkit dan menariknya keluar dari bar supaya perempuan itu bisa bercerita dengan nyaman.

Ketika kita duduk di tepi sungai, tiba-tiba saja (Y/N) menangis. Dasar si cebol satu ini.. kenapa sih dia suka sekali menangis di pinggir sungai? Ini sedikit mengingatkanku pada hari pertama kita bertemu. Aku ingin menghiburnya, tapi..

"Aku dan Eren putus."

Ah. Ya itu bagus. Gimana kalau pacaran denganku? Aku ingin memukul diriku sendiri karena berpikiran seperti itu.

Aku menggeser tubuhku sedikit mendekat padanya dan merentangkan tangan, menawarkan pundakku untuk disandarkan. "Kemarilah."

"Aku frustasi banget. Eren bodoh." Bisiknya, memelukku. Dia mabuk berat. "Memangnya aku salah apa? Kenapa harus putus, aku kan nggak keberatan menunggu~ aku kan-- Reiner, aku mau muntah."

Aku memutar bola mataku seraya tertawa, membantunya bangkit ke arah pepohonan. Selagi dia muntah, aku menahan rambutnya supaya tidak terciprat muntahannya dengan satu tanganku, satunya lagi menepuk punggungnya-- Aku bisa mengerti perasaannya. Dia pasti sangat tertekan karena Eren adalah pacar sekaligus cinta pertamanya.

Begitu selesai, aku memutuskan untuk membawanya kembali ke asrama. Dia menggenggam lenganku karena takut gelap. Nggak tahu juga, ya.. Mungkin karena sedang mabuk, makanya dia menjadi lebih ekspresif. Biasanya (Y/N) selalu menyembunyikan perasaannya. Meski dia tidak pernah bercerita, tapi aku tahu itu. Rautnya terlalu mudah dibaca.

"Eren itu payah. Dia itu pembual dan keras kepala. Aku nggak tahu apa yang kau lihat darinya." Aku berusaha menghiburnya sambil kita terus berjalan.

SNK x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang