Ara menatap Kira was-was. Pasca kejadian ia menghilang karena tumpukan pekerjaannya dan tidak dapat memenuhi permintaan Mirei untuk menemani Kira mengurus pernikahannya, yang Ara dengar hanya kabar bahwa hari itu Kira berakhir ditemani Jesse. Saat mendengar berita itu, Ara sempat khawatir, takut apapun yang akan terjadi hari itu tidak berjalan mulus. Namun sepertinya kekhawatirannya hanya membuang waktu saja. Buktinya, Kira mengaku tidak ada yang terjadi antara dirinya dengan Jesse."Terus... kalian gimana?"
"Ya nggak gimana-gimana, Ra."
"Kalian ngobrol gitu? Lo minta maaf nggak? Dia maafin lo? Dia masih marah apa gimana? Lo nggak ngomelin dia lagi kan?" Ara membombardir Kira dengan pertanyaannya dan Kira hanya menatap Ara malas. Bagian mana dari 'Nggak gimana-gimana' yang Ara tidak mengerti?
"Kalian ngapain aja?" tanya Ara lagi.
"Ngomong apa sih lo? Ya dia nemenin gue ngecek semua yang Mirei minta, terus malemnya nganterin gua ke lokasi, abis itu pulang. Gitu doang."
"Nganterin lo ke lokasi? Lokasi lo yang di Depok itu? Manusia gila," komentar Ara sambil menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. Si Jesse ini sudah 8 tahun berlalu masih saja betah jadi budak cintanya Kira kalau ia lihat-lihat. Bukannya ia mengkhianati sutradara satu itu, namun kalau Ara jadi Jesse mana mau ia melibatkan diri lagi seperti yang Jesse lakukan dengan mengantar Kira ke Depok. Jangankan Ara, Kira saja sampai sekarang masih bingung kenapa Jesse melakukan hal itu. Ia sama sekali tidak mau berpikir bahwa Jesse masih menyimpan rasa untuknya. Konspirasi yang tidak masuk akal.
Kira mengabaikan Ara yang sibuk bicara dengan dirinya sendiri. Ia membaca kembali obrolannya dengan Jesse di ponselnya. Sebenarnya, mungkin ini tidak dapat dikategorikan segai obrolan, namun Kira bersyukur setidaknya Jesse sudah tidak sedingin saat ia kembali ke Jakarta 7 tahun lalu. Saat itu, Jesse bahkan tak mau bicara dengannya.
Kinira: This is the closest I have in mind
Kinira: Sent a picture
Jeshiro: I'll see what I can do
Jeshiro: Nanti saya kabarin kalau udah selesai
Kinira: Okee
Kinira: Oh iya, besok dateng Je?
Jeshiro: Rehearsal dinner?
Jeshiro: I'm the best man. That's all the reason I came here, why wouldn't I be there?
Kinira: Hahaha, just making sure
Jeshiro: Sejak kapan kamu peduli saya ada atau enggak?
Kinira: Lo jago banget bikin gue ngerasa bersalah sih...
Jeshiro: Nggak perlu kok, nggak guna juga ngerasa bersalah sekarang
Kinira: You just did it again
Sejak semalam, kata-kata 'Sejak kapan kamu peduli saya ada atau enggak?' atau 'Nggak guna juga merasa bersalah sekarang.' tidak berhenti berputar di kepala Kira. Ia tidak mengerti posisinya dengan Jesse sekarang ada di mana. Saat Kira ingin menganggap hubungan mereka baik-baik saja, Jesse selalu menyelipkan kata-kata yang membuat Kira menjadi tidak yakin. Seperti kata-katanya semalam. Kira jadi tidak bisa membaca Jesse.
Ara menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Kira. Dari tadi sahabatnya itu tidak berkedip dan Ara mulai cemas.
"Buruan ganti baju. Terlambat diterkam Mirei nanti kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
LINGER (Completed)
Literatura Kobieca"Melepas kamu nggak semudah membenci kamu, Kinira." Jeshiro mencintai Kinira; Seperti air yang selalu kembali ke lautan. Seperti buah yang selalu kembali ke tanah. Seperti matahari yang selalu terbit dari timur. Jeshiro, adalah rasa yang selalu...