Setahun yang lalu gue menikah dengan Sean Liedarto. Sedikit klise sih, gue menikah karena dijodohkan. Maminya Sean itu sering memanggil Ayah gue untuk jadi koki pribadi ketika keluarga mereka punya acara.Tahu kalau Ayah punya anak gadis dan Sean masih jomblo, akhirnya Maminya Sean menawarkan ide untuk mengenalkan Sean dengan gue. Sumpah, Sean memang ganteng, kalau dimirip-miripin agak mirip Sungjinnya Day6, tapi masih ganteng Sungjin ke mana-mana lah ya!
Biar gue persingkat saja. Sean kemudian setuju kalau Maminya mau jodohin dia. Ayah dan Bunda gue yang mata duitan jelas memberikan respon positif. Dapat menantu seperti Sean bagai mendapat durian runtuh. Kapan lagi seorang perempuan lulusan SMK seperti gue bisa mendapat suami yang menuntut ilmunya sampai negeri China.
Iya, Sean sekolah sampai ke China.
Sean pernah kuliah di Tsinghua University, kemudian setelah lulus dia lanjut kuliah di Melbourne. Otaknya encer, tapi menurut gue encernya cuma soal peluang usaha untuk memperkaya diri biar nggak kalah sama keluarga dan kerabatnya.
Sean punya banyak usaha, dari toko elektronik, toko material, bisnis waralaba, dan ternak buaya. Gue nggak bohong. Sean beneran punya banyak buaya yang dibudidaya kemudian dijual. Yang terbaru dia gabung bikin agen property sama teman-teman sosialitanya.
Hidup gue jadi istri Sean gini-gini aja. Nggak buruk-buruk amat, nggak bagus-bagus amat. Sean itu nggak terlalu peduli sama gue. Yang penting gue nggak ngerecokin kerjaan dia, gue sehat, dan urusan rumah beres.
Kalian heran nggak sih kenapa Maminya Sean mau jodohin anak kesayangannya ke perempuan yang cuma lulusan SMK? Memang sih nggak pernah ada jawaban langsung, tapi menurut gue itu karena perempuan seperti gue nggak punya banyak peluang buat berkarir. Dan itu juga yang dicari Maminya Sean dan Sean. Seseorang yang bisa jadi ibu rumah tangga, dan diam di rumah.
Terus kenapa gue setuju menikah sama Sean? Ya karena dia tajir. Dia sebelum nikah blak-blakan bilang akan kasih transferan ke orang tua gue. Gue masih punya dua adik, semuanya masih sekolah. Kalau gue nikah sama Sean kan, uang yang di transfer Sean buat orang tua gue bisa ditabung untuk biaya kuliah.
Nggak apa-apa gue cuma lulusan SMK. Yang penting adik gue nanti bisa lebih dari gue dan bisa memperbaiki hidup.
Intinya sih, gue nikah sama Sean buat kepentingan keluarga aja. Tapi nggak apa-apa, toh Sean nggak pernah KDRT. Dia memang nyebelin, tukang perintah, tukang kritik, apa-apa maunya perfect, nggak mau kalah, galak, pelit, dan patriarki banget. Itu buruknya Sean. Baiknya dia selalu kasih uang belanja ke gue dan nggak pernah lupa buat transfer ke orang tua gue. Itu doang kayaknya kebaikan dia yang bisa gue ingat.
Oke segitu aja, dan selamat datang di cerita gue dan Sean.
Salam hangat,
Lanika Kavita❤***
Hi hello, ini cuma keisengan aku aja. And as always, aku nulis cuma buat buang stres. Niatnya mau bikin Hubby Series gitu dari temennya Radhit. Let's see aja ya kesampaian atau enggak.
Aku nggak kasih visual kayak di Soundless Hubby yaa, soalnya beberapa komen bilang kurang sreg. Itu memang preferensi masing-masing. Jadi buat book ini aku gada visual, tapi...
Kalau kalian follow twitterku pasti tau sih ini buat siapa hehehe
Seperti Soundless Hubby, di sini nggak bakal ada pelakor yaaaps. Paling cuma ada air mata wkwk.
Warn buat 'Mature content' aku nyalain ya. Jaga-jaga kalau ada sesuatu wkwkw. Tapi yang ngikutin aku pasti tau sendiri aku mentok di mana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marvelous Hubby
RomanceSebuah cerita yang akan membuatmu tertawa di awal, namun seiring berjalannya cerita kalian akan dibawa menaiki rollercoaster, membersamai Sean dan Lanika untuk menghadapi dunianya, yang awalnya terasa tidak seharusnya mereka disatukan. Ini bukan han...