Gue nggak tahu kabar Sean. Terhitung tiga hari sejak kejadian di mana gue menawarinya untuk mati bersama. Gue akui saat itu gue jadi ikutan nggak waras gara-gara kelakuan Sean.
Dalam tiga hari ini, gue nggak mendapat kabar apapun tentang Sean. Itu berarti Sean masih hidup. Kalau dipikir-pikir, kenapa laki-laki itu jadi makin drama?
Gue nggak bisa nebak apa yang dipikirkan Sean. Dari si laki-laki angkuh, pelit, tukang suruh, maunya menang sendiri, tiba-tiba jadi Sean yang bersimpuh di depan gue, dan kemudian dia menjadi laki-laki yang putus asa dengan hidup.
Sebenarnya kamu itu kenapa, Yan? Seberapa besar bebanmu itu?
Karena 17 milyar kamu jadi gila?
Kalau memang benar. Berarti harta itu juga yang bikin kamu jadi buta, Yan. Kamu kaya raya, tapi nggak terlihat menikmati kekayaan kamu.
Yang Sean lakukan selama ini hanya mengejar dan terus mengejar uang, tanpa kenal lelah. Apa pernah Sean berpesta dengan uangnya? Nggak pernah, dia hanya pergi ke pesta karena undangan. Minum-minum di bar? Nggak pernah juga kalau bukan ajakan dari temannya. Membeli barang mahal? Jarang, kalaupun membeli itu hanya fomalitas untuk fit in dengan lingkungan sosialnya.
Dia nggak pernah bahagia dengan uangnya. Nggak pernah.
Hari ini gue akan pergi ke rumah Refa. Gue ingin mengucaapkan rasa terima kasih gue secara langsung. Tiga hari yang lalu gue bertemu dengan adik iparnya. Kemudian dia membantu gue membuat comp card yang menurut gue seperti profile.
Adrian, atau yang minta dipanggil Rian, dia menjelaskan banyak hal kepada gue. Utamanya tentang dunia modeling. Gue sempat ragu dengan menjadi model, karena tinggi gue hanya 166, sementara kebanyakan model setahu gue tingginya 170-an.
Adrian kemudian menjelaskan, kalau untuk gue dia tidak menyarankan menjadi model yang berjalan di atas catwalk, selain perlu banyak waktu belajar, tinggi badan juga berpengaruh. Jadi dia mengatakan ke gue untuk menjadi model untuk majalah atau iklan produk.
Gue pikir, setelah mengiyakan, gue akan langsung mendapat tawaran. Ternyata tidak. Adrian harus mengirim comp card gue ke client yang akan bekerjasama dengan dia, dan kemudian client-nya lah yang akan memilih apakah dia mau menggunakan gue atau tidak
Selama dua hari, gue hanya bisa menunggu, berharap ada client Adrian yang mau menjadikan gue modelnya. Beruntungnya semalam Adrian menghubungi gue kalau sebuah butik baru yang baru akan melaunching produknya tertarik menggunakan gue sebagai modelnya.
Maka dari itu, hari ini gue akan pergi ke Citra Gading.
Dengan sisa uang yang ada, gue membeli beberapa kue di toko kue kenamaan. Semoga saja cocok dengan lidah Refa dan Isla.
Refa dan Isla terlihat menyambut gue ketika gue turun dari ojek. Melihat keduanya, gue langsung tersenyum lebar sambil melambaikan tangan.
"Hai!" sapa gue.
"Yuk, masuk!" kata Refa bersemangat.
Gue terkekeh pelan. "Gabriel mana?" tanya gue.
"Tidur. Anak gue pengertian banget sama mamanya. Tiap gue mau ribet, atau mau ada sesuatu, dia pasti tidur, Ka. Kayak tahu, mamanya juga butuh beraktivitas yang lain," curhatnya.
"Semoga si kembar besok juga begitu," sambung Isla sambil mengusap perutnya.
"Kalian baik?" tanya gue.
"Baik. Lo gimana? Sehat kan?"
"Iya. Baik kok." Gue menjawab pertanyaan Refa sambil menaruh paper bag yang berisi kue di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvelous Hubby
RomantikSebuah cerita yang akan membuatmu tertawa di awal, namun seiring berjalannya cerita kalian akan dibawa menaiki rollercoaster, membersamai Sean dan Lanika untuk menghadapi dunianya, yang awalnya terasa tidak seharusnya mereka disatukan. Ini bukan han...