// CW // Suicide Attempt
—————
Pagi ini gue akan pergi untuk menemui adik ipar Refa. Kemarin gue dikabari Refa untuk melakukan pemotretan comp card. Setelah Refa memberi kabar, ada nomor asing masuk. Ternyata dari Adrian, adiknya Jano. Kami sempat berkenalan singkat, kemudian dia memberi tahu ke mana gue harus datang esok harinya.
Gue mematut penampilan gue di kaca. Kata Adrian, untuk comp card dia meminta gue untuk tidak berdandan heboh. Cukup natural make up saja. Setelah merasa penampilan gue sudah cukup rapi, akhirnya gue memutuskan untuk segera turun.
Gue nggak punya feeling apapun tentang kesialan apa yang terjadi hari ini. Tapi sejak keluar dari pintu unit apartemen, gue merasa kalau hari ini pasti nggak akan berjalan lancar.
Benar saja. Ketika lift yang gue tunggu terbuka, di sana sosok Sean berdiri. Kami sama-sama kaget.
"Ngapain?" tanya gue sambil melangkah masuk.
"Sana keluar," suruh gue sebelum menekan tombol lift.
Sean diam.
Hari ini Sean terlihat santai dengan kemeja warna hitam dan celana yang senada. Mirip orang yang akan pergi ke pemakaman.
Lift di mana di dalamnya hanya ada gue dan Sean membawa kami turun. Gue malas untuk mengusirnya lagi karena pasti akan berujung saling bicara dengan nada yang tinggi antara satu sama lain.
"Kamu mau ke mana?" tanyanya ketika pintu lift terbuka.
"Pergi," jawab gue sinis.
"Aku anter," katanya mendekat dan sekarang berdiri di depan gue untuk menghalangi langkah gue.
"Nggak usah," jawab gue sambil melewatinya.
"Kalau mau bikin drama di sini ya udah ayo," ujarnya sambil tiba-tiba mengambil pergelangan tangan gue dan memaksa gue berjalan menuju basement.
Seandaninya di lobby sepi, pasti gue sudah marah-marah. Namun marahnya gue rupanya harus gue tahan karena saat ini lobby cukup ramai.
Sean membawa gue menuju Rubicon-nya yang warnanya paling mencolok diantara mobil lainnya. Dia kemudian membukakan pintu mobilnya supaya gue segera masuk ke dalam mobil.
"Ngapain sih, Yan?!" seru gue saat Sean sudah duduk di tempatnya.
"Apa?" Dia malah terdengar santai dan memasang sabuk tanpa dosa.
Gue membuang napas dengan kasar lantaran kesal. "Aku bisa pergi sendiri!"
"Aku mau lihat gimana orang-orang yang katanya fotografer itu," jawabnya sambil mulai melajukan mobilnya.
Dahi gue berkerut tak suka. Jangan sampai dia mengacaukan hari ini.
"Mau apa?! Mau bikin ribut?! Aku mau kerja, Yan!" Gue sangat jengkel memikirkan apa yang akan dilakukan Sean nanti.
"Dunia modeling itu kejam, Ka. Kamu nggak tahu. Salah ketemu orang kamu bisa dipaksa jual diri," terangnya.
"Lebih baik aku jual diri, daripada istri kamu!" bentak gue yang membuat Sean menghentikan mobilnya mendadak.
Gue terkaget karena mobil berhenti mendadak. Di samping gue Sean menatap gue dengan tajam.
"Please, We're not going to talk about it."
"Apa? Karena kamu nyesel? Apa karena kamu takut aku tidur sama cowok lain?" tanya gue sinis yang seketika membuat wajahnya memerah.
"Ka!" bentaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marvelous Hubby
RomanceSebuah cerita yang akan membuatmu tertawa di awal, namun seiring berjalannya cerita kalian akan dibawa menaiki rollercoaster, membersamai Sean dan Lanika untuk menghadapi dunianya, yang awalnya terasa tidak seharusnya mereka disatukan. Ini bukan han...