05

48.1K 7.1K 532
                                    

"Yan?" panggil gue masih berada di atas tempat tidur dan menggulung diri dengan selimut.

Sean yang sedang memunguti pakaiannya menatap gue yang masih mengantuk. Habis kerja lembur, makanya capek.

Tapi kalau dipikir-pikir, kapan gue nggak capek? Perasaan gue capek terus.

"Apa?" tanyanya sambil menaruh pakaian gue yang bercecer di lantai, ke nakas dekat tempat tidur.

"Hari ini izin libur dulu ya?"

Kerutan tanda tak paham muncul di dahi Sean.

"Bilang iya!" seru gue sambil menusuk-nusuk perut kotak-kotaknya yang belum dibalut kain dengan jari telunjuk.

"Libur apaan?" Kerutan dahinya masih belum pudar. Sekarang Sean mengambil duduk di sebelah gue.

"Izin dari jadi istri rumah tangga. Aku mau tidur seharian."

"Hah?"

"Iya. Aku izin nggak masak, aku izin nggak nyetrikain kamu baju. Aku izin pokoknya hari ini."

Sean berdecak pelan, kemudian dia bangkit dari duduknya. "Pakai baju sana. Cuci-cuci muka, biar nggak ngelantur."

"Pokoknya aku libur. Nanti kamu beli bubur ayam aja sebelum ke kantor."

Gue pura-pura lupa kalau Sean nggak suka bubur. "Oh iya. Koko anti makan bubur. Karena bubur adalah makanan orang susah."

Makin malas saja Sean menatap gue, dan makin senang lah gue. Membuatnya jengkel adalah salah satu hal menyenangkan, karena dengan begitu gue merasa impas. Dia menyebalkan dan gue juga menyebalkan.

"Kamu mabok apa gimana? Turun bikin teh sana." Sean melangkah menuju kamar mandi.

"HUUU!" Gue menyoraki Sean. "Aku kan dah izin. Mau libur jadi istri rumah tangga!"

Sean berbalik dan kembali menatapku dengan wajah malas.

"Kalau kata anak-anak sekolah. Pekerjaan mama mereka yang di rumah itu, ditulis ibu rumah tangga. Itu artinya ibu rumah tangga juga pekerjaan? Jadi boleh dong aku ambil libur?"

Mata Sean menyipit tak suka. "Kamu ngode mau punya anak?"

"Nggak gitu! Ish! Percuma menuntut ilmu sampai negeri China kalau gitu aja nggak paham!" ketus gue sambil melempar selimut sembarangan.

"Pakai baju dulu Ka!"

Lah iya. Bego!

**

Meskipun hari ini gue bilang ingin libur. Nyatanya gue tetap melakukan aktivitas harian gue. Padahal Sean sudah bilang terserah, tapi gue mendadak nggak tega.

Pagi ini gue hanya membuatkan outmeal dan air putih hangat untuk Sean. Setelahnya gue mendorongi kardus-kardus berisi barang-barang ringan yang sudah dikemas ke depan rumah.

Hari ini kami pindahan, jadi pekerjaan siang ini sebelum truk pengangkut barang datang lumayan banyak.

"Oh iya! Anaknya Sean belum dikasih makan lagi!"

Gue menepuk dahi kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil ayam yang tadi dibelikan oleh Pak Ojat. Notanya masih ada di sana, berarti Sean belum memeriksanya tadi.

Dengan langkah yang malas, gue pergi ke halaman belakang di mana di sana terdapat dua buaya sedang bersantai di kolam buatan sambil berjemur menikmati matahari pagi.

"Kok idup kalian lebih enak daripada gue yang manusia sih?" ujar gue sambil melempar ayam yang ada di dalam plastik.

Dua buaya itu, dengan agresif langsung menyantap sarapan pagi mereka dengan lahap.

Marvelous HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang