Sakit

1.2K 89 30
                                    

Komen plus vote yang banyak biaar ak double up! 😈😈

Di pagi yang cerah ini, Mahalini seperti biasa melakukan kewajibannya sebagai istri. Seperti sekarang, kini ia tengah berkutat di dapur sembari menunggu suaminya bersiap.

"Hachim! Hachim!" Mahalini bersin. Ia usap hidungnya yang sedikit memerah. Seperti tak menanggapi hal itu, ia melanjutkan aktivitas memasaknya.

"Hachim!"

Lagi dan lagi, Mahalini bersin. Nuca yang baru saja menuruni tangga menuju dapur sejenak memperhatikan istrinya dari belakang.

"Hachim!"

Mahalini kembali bersin, membuat Nuca menghampirinya. Ia peluk Mahalini dari belakang.

"Eh? Mas?"

Sontak Mahalini terkejut melihat tangan sang suami yang sudah melingkar di perutnya.

"Udah siap?" Mahalini memutar badannya, Nuca melihat raut kelelahan di wajah sang istri yang mengusiknya.

"Udah."

Nuca mengusap wajah Mahalini yang tampak lelah, memperhatikan bagian hidung Mahalini yang sedikit memerah.

"Kamu sakit, ya?" Tanya Nuca.

"Ngga kok." Balas Mahalini menutupi keadaannya.

"Itu bersin-bersin tadi."

"Ngga, mas. Itu nyium bawang aja jadi gitu," Elak Mahalini tak mau membuat suaminya khawatir perihal kondisinya.

"Mas tunggu meja dulu, ayam nya dikit lagi mateng." Titah Mahalini, Nuca pun menurut.

"Hachim!" Mahalini kembali bersin, Nuca yang melihatnya dari meja makan pun memandang istrinya kagum.

Setelah beberapa saat, Mahalini datang membawa beberapa hidangan. Hari ini ia memasak ayam goreng mentega, sambal matah khas Bali, dan nasi goreng kesukaan sang suami.

"Nih, mas."

Mahalini menata masakan-masakannya di meja makan tersebut dengan Nuca yang sibuk memperhatikan istrinya. Mahalini mengambil beberapa centong nasi beserta lauk pauk untuk Nuca, lalu menyodorkannya.

"Nih, mas. Doa dulu." Titah Mahalini yang dituruti Nuca, ia pun mengadahkan tangannya ke langit, berdoa. Nuca mulai menyantap makanan tersebut dengan lahap.

"Kamu ngga?" Tanya Nuca di sela-sela makannya.

"Iya ini mau makan, tapi aku lagi sakit banget tau mas perutnya." Jujur Mahalini mengenai kondisinya sekarang.

"Sakit?"

Nuca menghentikan aktivitas makannya, menghampiri Mahalini yang tengah berada di hadapannya.

"Kenapa?"

Tanya Nuca perlahan, menyentuh pundak Mahalini, Mahalini memegangi perutnya.

"Ga tau, mas. Aku juga tadi bersin-bersin terus." Keluh Mahalini pada sang suami.

"Berobat, ya?" Tanya Nuca yang kini dengan nada khawatir.

"Ga usah, kan mas kerja. Aku minum obat di kotak aja." Cegah Mahalini.

"Gapapa, nanti mas bilang ke Adrian." Jawab Nuca.

"Mas abisin dulu itu makannya." Titah Mahalini dengan suara parau, membuat Nuca kembali duduk di hadapannya, menyantap kembali makanan yang tadi sempat ia tinggal. Mahalini menelungkup kan wajahnya di atas meja, membuat Nuca semakin menatapnya khawatir. Dengan segera, ia habiskan makanannya, lalu membawa piring bekas makanannya ke wastafel yang terdapat di meja makan itu. Tak lupa, ia meneguk susu coklat dingin yang juga telah dibuatkan Mahalini untuknya.

Kembali [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang