Pura

949 84 23
                                    

Hari ini tepat hari Minggu, hari dimana seluruh umat Hindu pergi beribadah ke Pura. Tak terkecuali Mahalini, yang kini tengah bersiap untuk beribadah.

Nukiy 🌹

Mau berangkat kapan ke Pura nya?

Ini aku udah siap

Sebuah pesan yang maksud pagi ini membuat Mahalini tersenyum tipis. Ia berpikir sejenak membayangkan bagaimana akhirnya mereka bisa kembali bersama meski masih dengan perbedaan yang terhalang di antara keduanya. Nuca memang sudah menjanjikan, bahwa ia akan mengantar serta menjemput Mahalini hari ini. Setelah dirasa siap, kini Mahalini menuruni tangganya bersiap menunggu kedatangan Nuca. Entahlah, ia rasa kini hatinya sudah mulai menerima sosok dingin itu.

Setelah sampai di meja makan rumahnya, Mahalini mulai berkutat menyiapkan nasi goreng dan segelas susu coklat kesukaan Nuca. Papa Gede yang juga tengah berada di ruang makan itu pun ikut memperhatikan sang putri.

"Buat siapa, gek?" Tanya Papa Gede bingung. Pasalnya, Mahalini sangat jarang sarapan dengan makanan berat.

"Nuca, pah." Balas Mahalini sembari masih memfokuskan dirinya pada masakan yang telah ia buat.

"Oalah." Balas Papa Gede mengangguk senang.

"Papa sembahyang ga hari ini?" Tanya Mahalini kini dengan duduk di hadapan sang papa.

"Kayaknya ngga, gek. Kamu?" Papa Gede bertanya balik.

"Ini udah siap pah, dianter Nuca nanti." Balas Mahalini.

"Permisi!" Suara dari luar pun menginterupsi keduanya.

"Tuh dateng!" Papa Gede menyuruh Mahalini untuk membukakan pintu untuk Nuca yang sudah terlihat berdiri di depan pintu. Mahalini dengan segera membuka pintu untuknya, mempersilahkan Nuca masuk.

"Om." Nuca menyalami tangan Papa Gede, sembari memberikan sebuah plastik berisikan makanan khas Bali.

"Apa ini, Nuc?" Tanya Papa Gede melihat plastik tersebut.

"Pie susu, om." Balas Nuca.

"Duduk, Nuc!" Mahalini menyuruh Nuca duduk di sebelahnya, membuat Nuca menurut. Mahalini menyiapkan sepiring nasi goreng dan susu coklat yang sudah ia siapkan.

"Eh? Buat aku?" Tanya Nuca kaget, melihat Mahalini yang sudah menyodorkan hidangan di hadapannya.

"Iya lah Nuc! Tadi dia udah siapin." Balas Papa Gede mewakili Mahalini.

"Oh, makasih Lini!" Balas Nuca pelan nan lembut. Mahalini hanya mengangguk. Nuca mulai menyantap hidangan yang disuguhkan untuknya, dengan Mahalini yang duduk di sebelahnya.

"Rage sing ngajeng kah, gek?" Papa Gede bertanya sembari membuka bungkusan yang Nuca bawa, melirik Mahalini.

"Binjep pah." Balas Mahalini juga dengan bahasa Bali.

"Makan aja ini berdua." Nuca yang memang tak mengerti apa yang keduanya bicarakan pun hanya asal menebak.

"Dih! Emang tadi apa?" Mahalini bertanya dengan nada meledek. Papa Gede tersenyum tipis.

"Kamu belom makan, kan?" Tebak Nuca asal, tetapi tepat.

"Dih! Ngga ya pah!" Mahalini menatap papanya yang tengah memakan pie susu bawaan Nuca, hanya menggeleng melihat tingkah jahil sang putri.

"Nih!" Nuca yang setengah kesal pun berakhir menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulut Mahalini, tetapi dengan pelan.

"Ih Nuca mah! A-aku kan di-et!" Balas Mahalini dengan mulut yang masih mengunyah.

Kembali [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang