Pre-wedding

972 83 13
                                    

"Lini, tatap Nuca nya! Jangan ngedip, ya!" Titah Rio, yang menjadi fotografer untuk sesi pre-wedding kali ini. Mahalini menurut, ia tatap Nuca tepat di kedua bola mata indah itu.

"1..2..3..!"

Ckrek

"Bagus! Sekarang, gantian Nuca pegang pipi Mahalini, tatapanmu yang dalem ya, Nuc!" Titah Rio kembali, kini bergantian menyuruh Nuca.

"1..2..3..!"

Ckrek

Ckrek

Ckrek

Setelah beberapa foto berhasil diambil, kini keduanya tengah menunggu hasil pemotretan tersebut sembari makan makanan yang mereka pesan.

"Nuca ih! Dibilangin jangan mesen yang berlemak gini!" Mahalini mengomeli Nuca, yang memesan paket nasi padang dengan rendang sebagai lauk.

"Ga boleh gitu, kita harus apa?" Nuca mengingatkan.

"Bersyukur!" Jawab Mahalini.

"Gapapa kok, kamu juga makan ini ga naik lima kilo." Nuca berucap dengan membuka bungkusan nasi tersebut.

"Ya tapi kan pinggang aku nya, Nuc!" Cibir Mahalini, sembari mengelap sendok dengan menggunakan tisu sebelum Nuca pakai.

"Ngga, percaya!" Ucap Nuca memenangkan Mahalini yang tampaknya mulai khawatir akan badannya.

"Nuca, Lini!"

Rio datang menghampiri, dengan sebuah laptop di tangannya, berniat menunjukkan hasil-hasil pemotretan mereka.

"Eh? Lagi makan, ya?" Ucap Rio tak enak mengganggu Mahalini dan Nuca.

"Gapapa kok, kak. Kenapa?" Balas Mahalini, sembari mengelap bibirnya yang berminyak dengan tisu.

"Liat nih, gimana?"

Rio mulai memperlihatkan hasil-hasil pemotretan mereka tadi, agar bisaa dilihat keduanya.

"Bagus ih!"

"Bagus, kak." Nuca yang tengah mengunyah pun sedikit terbata, tetapi juga mengacungkan jempolnya.

"Ya udah, yang buat undangan udah siap?" Tanya Rio.

"Kalo itu udah, kak." Balas Mahalini.

"Ya udah, abis kelar ini nanti aku share ya foto-fotonya. Izin pulang duluan ya, Nuc! Lin! Lancar-lancar sampe hari H!" Pamit Rio, bergegas meninggalkan Mahalini dan Nuca.

"Abis ini kemana, Nuc?" Tanya Mahalini, memberikan suapan nasi dengan rendang ke mulut Nuca.

"Rum-mah." Balas Nuca sembari mengunyah.

"Rumah." Nuca mengulangi perkataan nya yang tak jelas tadi.

"Rumah siapa?" Mahalini bertanya.

"Kita."

Balasan Nuca membuat Mahalini yang tengah meminum air botol mineral tersedak.

"Apa?" Tanya Mahalini meminta pengulangan.

"Kenapa?" Nuca bertanya maksud dari pertanyaan Mahalini.

"Rumah siapa?" Mahalini mengulang kembali pertanyannya.

"Kita." Jawab Nuca singkat dan santai.

"Kita? Aku kamu gitu maksudnya?"

"Ya siapa lagi, Lin?" Nuca menatap Mahalini malas.

"Sej-jak kapan, Nuc?" Tanya Mahalini dengan terbata. Pasalnya, Nuca belum pernah memberitahukan hal ini padanya.

"Sejak kapan apanya?" Tanya Nuca.

Kembali [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang