Aneh

669 76 22
                                    

Diiin Nicilini yi binds, biir biring ligi! Iwis kimi gi diiin! 😌😌

KOMEN YANG BANYAAAKK GAS DOUBLE MALEM INI

Setelah melakukan shalat subuh berjamaah, kini Mahalini tengah belajar mengaji bersama kedua anaknya juga dengan Nuca yang mengajari mereka.

"Mas, aku besok udah juz 10, kan?" Mahalini bertanya sembari membuka lembaran Al-Qur'an di hadapan suaminya.

"Iya, ini udah juz 10." Balas Nuca mengangguk mengiyakan.

"Kalo kakak masih iqra 3 ya, pa?" Larissa bertanya dengan mukena yang masih melekat di tubuh mungilnya, ikut membuka lembaran iqra tersebut.

"Bukan, sayang. Ini angka Arab nya itu angka kakak udah iqra 5. Hebat ya anak papa." Nuca tersenyum mengelus pelan kepala Larissa dengan lembut.

"Kalo aku, pa?" Latisha bergantian bertanya, dengan menyerahkan buku iqra nya.

"Kalo Tisha masih iqra 4, sayang. Ini 2 lembar lagi udah iqra 5, pinter ya anak papa." Nuca bergantian menjawab pertanyaan Latisha dengan mengelus pelan kepala sang anak lembut.

Setelah selesai mengaji bersama, kini keempatnya tengah bersiap untuk melakukan aktivitas mereka hari ini. Latisha juga Larissa yang tengah bersiap dibantu oleh Mbak Yati, Nuca yang tengah membersihkan diri, sedangkan Mahalini yang tengah berkutat di dapur menyiapkan bekal untuk kedua anaknya juga untuk sang suami.

"Mbak, kenapa ya saya akhir-akhir ini tuh kayak sebel liat mas Nuca, padahal juga dia ga ngapa-ngapain." Keluh Mahalini, mengeluarkan isi hatinya pada Mbak Yati, selaku asisten rumah tangga di rumahnya, sembari mengiris tomat. Mbak Yati yang memang sudah dekat dengan majikannya tersebut pun tersenyum geli.

"Bawaan dedek ga sih, Bu?" Jawab Mbak Yati, yang sedang menggoreng ayam, menoleh ke belakang menatap Mahalini.

"Tapi tuh sebel mbak, ga tau juga kenapa." Mahalini mengerucutkan bibirnya, ia pun tak paham dengan apa yang ia rasakan sekarang. Semenjak kehamilannya yang kedua ini, ia sedikit lebih sensitif dari sebelumnya.

Setelah beberapa menit menyiapkan bekal dan juga sarapan, kini Mahalini juga Nuca beserta kedua anak mereka pun tengah duduk bersama di ruang makan dengan makanan yang sudah tertata di meja makan.

"Ambil sendiri." Mahalini menyerahkan sepiring sendok kosong beserta sendok ke hadapan Nuca, membuat Nuca bertanya.

"Adek, kakak mau makan apa? Mama ambilin." Mahalini menatap kedua anaknya dengan memasang wajah senyumnya, berbeda dengan Nuca.

"Aku mau ayam goreng aja, ma."

"Aku juga."

Mahalini mengangguk, dan beranjak berdiri dengan sedikit hati-hati mengingat usia kandungannya sudah memasuki usia 7 bulan. Ia pun menyendok beberapa centong nasi beserta ayam goreng untuk kedua putrinya.

"Makasih, ma." Ucap Larissa dan Latisha kompak, Mahalini mengangguk tersenyum.

"Makan yang banyak ya, doa dulu." Titah Mahalini, membuat keduanya menurut, lalu mengadahkan tangan mereka ke langit, berdoa.

"Aamiin!"

Mahalini tersenyum memperhatikan kedua anaknya yang tengah menyantap makanan mereka dengan lahap, Nuca merasakan ada hal yang berbeda pada diri Mahalini hari ini. Ia pun kini tengah berpikir, apakah ia telah berbuat kesalahan yang membuat Mahalini kini mendiamkannya. Pikirnya, ia tak melakukan apapun yang membuat Mahalini marah, ditambah lagi, tadi pagi mereka sedang baik-baik saja, dan normal layaknya hari-hari biasanya.

Kembali [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang