Berjuang

690 79 14
                                    

Vote, comment, share yg banyak yeu moms🥺🥺

Setelah diperbolehkan pulang ke rumah, Mahalini kini tengah dengan telaten menyuapi sang suami yang belum diperbolehkan untuk melakukan banyak pergerakan. Nuca menerima suapan bubur dari Mahalini, mengunyahnya dengan perlahan.

"Mas harus sembuh, ya?" Ucap Mahalini, memberikan suapan bubur pada Nuca, Nuca mengangguk lemas.

"Pokoknya kalo sembuh nanti kan bisa jalan-jalan bareng anak-anak lagi, kan?" Tambah Mahalini lagi, dengan mengelap bibir Nuca dengan menggunakan tangannya yang menyisakan bubur di sana.

"K-kamu ga m-mak-an?" Tanya Nuca dengan terbata, juga dengan suara yang kecil, membuat Mahalini sedikit memajukan tubuhnya agar dapat mendengar.

"Nanti gampang, mas dulu makan! Aku mah belakangan." Jawab Mahalini, menyadari Nuca yang khawatir akan kondisinya. Memang, belakangan ini, Mahalini sedikit tak mempedulikan dirinya sendiri, perhatiannya hanya terfokus pada sang suami.

"Mas, nanti aku izin ya?" Mahalini berkata, membuat Nuca menjawab dengan guratan tanya di wajahnya yang masih di perban.

"Aku mau ada manggung mas, ada off air, hehe." Jelas Mahalini, membuat Nuca merasakan desiran yang mengalir di hatinya sekarang.

Deg

"M-manggung?" Tanya Nuca, menatap Mahalini tak percaya. Mahalini meletakkan sendoknya di piring berisikan bubur tersebut, memfokuskan dirinya menatap Nuca.

"Iya mas, kemaren aku ada job nyanyi, ada wedding gitu." Jelas Mahalini lagi, kini dengan senyum.

"Kenapa emangnya, mas?" Tanya Mahalini, menyadari perubahan di raut wajah Nuca. Nuca menggeleng, masih dengan pikiran yang bertanya-tanya.

"Boleh kan, mas?" Izin Mahalini sekali lagi, Nuca menganggukkan kepalanya perlahan, mengisyaratkan bahwa ia memperbolehkan sang istri.

"Asiiik! Sayang banget sama mas!" Mahalini memeluk Nuca dari samping dengan perlahan, takut menyakiti sang suami. Nuca hanya membalasnya dengan satu tangan.

"Mas, kamu kangen gak sih sama aku?" Mahalini melepas pelukannya, bertanya dengan mengerucutkan bibirnya. Nuca terkekeh kecil memperhatikan sang istri yang tak pernah berubah sedari dulu.

"Kenapa ketawa ih? Emang lucu?" Mahalini menoel pelan pinggang Nuca, membuat Nuca sedikit terhentak geli.

"Ya mas gelian juga! Rasain huhu!" Mahalini kembali memperlancar aksinya, Nuca yang memang tak bisa membalas pun hanya menerima toelan sang istri dengan pasrah. Nuca menghentikan aksi Mahalini dengan cara membuat Mahalini duduk di pangkuannya, sedikit pelan, mengingat dia tengah tak berdaya sekarang.

"Opo, mas? Mau?" Mahalini meledek Nuca, memasang muka jahil.

"Kangen ya mas nyium aku?" Tambah Mahalini lagi, kini dengan melingkarkan tangannya di leher Nuca, Nuca ikut melingkarkan tangannya di pinggang Mahalini, bersiap menciumi bibir Mahalini tersebut.

Mahalini menciumi bibir Nuca terlebih dahulu, hanya melumatnya pelan. Nuca yang merasakan rindu yang teramat sangat pun kini ikut menyalurkannya sekarang. Kedua bibir yang sudah lama tak bersatu pun, kembali bersatu.

Mahalini melepas tautan bibirnya dengan Nuca, menatap bola mata pekat milik Nuca yang sepertinya sangat menginginkannya sekarang.

"Jangan sekarang, mas."

"Kamu masih sakit gini, mas." Mahalini mencegah Nuca melanjutkan aksinya lebih jauh, Nuca yang mengerti akan kondisinya pun mengangguk paham.

"Kamu sembuh dulu makannya, mas." Tambah Mahalini lagi, mengusap wajah Nuca. Nuca mengangguk sembari tersenyum kecil.

Kembali [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang