Bagian°07 ✔

54.2K 4.5K 165
                                    

*****

Typo tandain ya💙

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔

Ayara di rawat di rumah sakit, tubuh gadis itu lemah akibat terkena hujan. Saat Ayara pingsan. Elina, Sinta dan Lusi membawa Ayara ke rumah sakit sebab tubuhnya begitu panas. Bahkan hingga kini Ayara masih belum sadar setalah empat jam lalu dirinya di bawa ke rumah sakit.

Ketiganya nampak khawatir melihat keadaan Ayara begitu pucat dan tangan Ayara yang di impus, Dokter mengatakan Ayara hanya demam karna terkena air hujan. Ayara sejak kecil memang tak bisa terlalu lama untuk berada di bawah air hujan hingga membuat tubuh gadis itu akan lemah dan mudah sakit jika berada terlalu lama di bawah air hujan.

Damar dan Liana datang ke rumah sakit saat Elina menelfon jika putri kesayangan mereka pingsan dan masuk di rumah sakit. Liana mengelus lembut puncak kepala putrinya dengan sayang.

"Mami," suara lirihan Ayara perlahan membuka matanya membuat Liana tersenyum.

"Ada apa sayang? Aya butuh apa? Ada yang sakit?" Tanya Liana. Damar menghampiri istrinya dan putrinya

"Mami, kepala Aya sakit," lirih gadis itu.

"Sakit banget sayang?" Tanya Damar dan di angguki oleh Ayara.

"Mami sakit hiks...." tangisan Ayara mulai keluar.

"Iya sayang, sini mami elusin kepala Aya," ucap Liana lembut. Ayara mulai berhenti menangis saat tangan Liana dan Damar secara bersamaan mengelus kepala Ayara.

Pintu ruangan Ayara terbuka, terlihat kedua orang tua Rangga yang memasuki ruangan itu di susul oleh Rangga dan juga Bara. Bara cowok dingin itu menatap ke arah Elina yang juga menatapnya namun dengan cepat Elina memalingkan pandangannya ke arah lain.

Lusi dan Sinta telah pulang satu jam lalu mengingat ini telah malam. Elina tetap berada di ruangan Ayara menemani sahabatnya gadis itu tak mau meninggalkan Ayara, lagi pun Elina telah meminta izin kepada orang tuanya.

"Aya kenapa bisa masuk rumah sakit Li?" Tanya Aurel menghampiri brankar Ayara.

"Gak tau Rel, aku di telfon sama Elina kalau Ayara masuk rumah sakit," ujar Liana masih setia memandangi wajah damai tidur Ayara.

"Rangga, kamu tadi izin sama mama kalau kamu mau ngajak Ayara jalan kan? Lalu kenapa Aya bisa sama Elina bukan sama kamu?" Tanya Aurel kini menatap putranya.

"Ma, Rangga tadi---"

"Rangga ngantar Aya sama Elina aunty, sehabis jalan sama Rangga, Ayara nyuruh Rangga untuk antar dia sama Elina, saat Elina dan Aya lagi main di belakang rumah Elina hujan turun dan kami berdua basah sampai Aya demam kayak gini," cerita Elina berbohong, matanya menatap Rangga dengan tatapan kecewa namun Elina tutupi dengan senyuman.

"Maafin Elina aunty Liana, ini salah Elina karna ngajak Aya main padahal cuaca lagi mendung banget," ujar Elina menatap Liana.

"Gapapa sayang, kalian pasti lepas rindu." Ujar Liana tersenyum maklum.

"Maafin Elina karna udah bohong," batin Elina.

Malam semakin larut, kini telah menunjukkan pukul sebelas malam, Kedua orang tua Ayara dan Rangga kini pergi untuk mencari makan sedangkan di dalam ruangan rawat Ayara hanya tinggal Elina, Rangga dan Bara.

Kedua cowok itu saling diam duduk di sofa yang berada di ruangan Ayara, Elina berada di samping brangkar Ayara mengelus tangan sahabatnya.

"Mau nyakitin Ayara gimana lagi?" Tanya Elina membuka suaranya, mata gadis itu masih menatap Ayara yang terlelap.

Rangga cruel boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang