Bagian°14 ✔

41.5K 3.6K 292
                                    

*****

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔

Rangga merebahkan dirinya di kasur miliknya menatap atap kamarnya dengan pandangan kosong, selintas wajah Ayara teringat di otaknya, tatapan gadis itu saat melihatnya. Tatapan yang Rangga bisa tangkap tatapan itu tatapan terluka.

Rangga menghela nafas panjang, cowok berambut hitam tebal itu bangkit dari tidurnya hingga terduduk. Rangga menatap bingkai foto yang berada di hadapannya seorang gadis kecil yang sedang tertawa dengan seorang cowok yang berada di belakangnya.

"Ini yang terbaik," batin Rangga mengusap pelan wajahnya lalu bangkit menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya yang lengket.

Dua puluh menit berada di kamar mandi Rangga keluar dengan handuk yang ada di pinggangnya, cowok itu memasuk walk closet. Memakai baju kaos berwarna hitam dengan celana jeans berwarna senada. setalah di rasa cukup, Rangga mengambil kunci motor, ponsel beserta jaket kebanggaannya.

Rangga menuruni tangga dan berjalan menuju kedua orang tuanya yang saat ini berada di depan tv. "Papa gak ke kantor?" Tanya Rangga duduk di samping Aurel.

"Ngak," jawab Damian. "Papa mau bicara sama kamu," lanjut Damian menatap putranya.

Rangga ikut menatap papanya yang menatap serius ke arahnya, sedangkan Aurel tetap diam di antara keduanya sambil asik menonton film.

"Sebulan lagi Tisha akan datang," ujar Damian.

"Rangga udah tau pah," ujar Rangga bersandar di sandaran sofa.

"Kenapa mama gak tau?" Kini Aurel membuka suara.

Rangga menaikkan bahunya acuh, sedangkan Damian terdiam. Aurel menghela nafas melihat tingkah keduanya.

"Apa yang akan kamu lakukan Rangga? Mau melanjutkan?" Tanya Aurel menatap putranya.

Rangga memejamkan matanya sebentar. "Rangga udah jelasin kan mah," ujar Rangga.

"Mama gak mau tau, mantu mama hanya Ayara. Mama gak mau yang lain," ujar Aurel berdiri dari duduknya lalu menatap Rangga. "Awas aja kalau sampai Ayara batalin pertunangan kalian. Mama sunat kamu untuk kedua kalinya," ujar Aurel menatap tajam ke arah Rangga lalu pergi.

Damian tertawa kecil melihat tingkah istrinya, lalu pandangannya menatap Rangga yang kembali menutup matanya.

"Lakukan apa yang kamu anggap benar, urusan mama kamu biar papa yang tanganin," ujar Damian menepuk pundak putranya lalu berdiri menyusul istrinya yang sedang kesal dengan sang putra.

Rangga menghela nafas panjang, menutup mata sebentar. Rangga bingung dengan keadaan sekarang, hati dan pemikiran cowok itu tidak sejalan saat ini, padahal sejak dulu ia telah merencanakan semuanya dengan matang namun sekarang Rangga sedikit menyesali semuanya.

"Maaf Aya," batin Rangga.

Rangga bangkit dari duduknya keluar dari rumah, menaiki motor kesayangnnya menuju basecamp Filos. Selintas bayangan Ayara datang dalam fikiran Rangga hingga membuat cowok itu hampir menabrak seekor kucing.

Untung saja Rangga dengan cepat mengendalikan motornya dan berbelok agar tidak menabrak kucing itu, Rangga berhenti sebentar menetralkan detak jantungnya. Di rasa telah cukup, Rangga kembali melajukan motornya.

Rangga cruel boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang