Bagian°30 ✔

62.8K 4.8K 399
                                    

*****

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔


Ayara dan Elina bersiap-siap untuk kepantai pagi ini, keduanya merencanakan menghabiskan waktu mereka di pantai untuk hari ini bersama para sahabatnya.

"Ayo Elina, cepetan," ujar Ayara tak sabar.

"Bentar Aya, aku cari ponsel dulu dulu," ujar Elina.

"Tadi Elina naruhnya dimana?"

"Lupa," jawab Elina.

"Elina kebiasaan," Ayara ikut mencari di kasur.

"Lain kali kalau tidur ponsel Elina gak usah du simpen di kasur," ujar Ayara menyodorkan ponsel ke arah Elina yang ia dapatkan di bawa bantal tidur.

Elina menerimanya lalu tersenyum. "Ayok," ajak Elina.

Ayara mengangguk lalu berjalan keluar dengan semangat, saat membuka pintu Ayara di kagetkan dengan adanya Lusi dan Sinta yang telah berada di depan pintu kamarnya.

"Lama banget lo berdua, ngapain aja?" Tanya Sinta.

"Kepo," balas Elina lalu berjalan lebih dulu.

Ayara menyusul Elina hingga Ayara kini berada di samping Elina. Sinta dan Lusi mengikuti keduanya.

"Meli mana?" Tanya Elina.

"Lagi sama Bagas tadi," jawab Sinta. Pagi-pagi sekali Bagas telah mengetuk pintu kamar lalu mengajak Meli entah kemana.

"Rusmi sama Rusma?"

"Pergi sama Rey dan Dewa," jawab Lusi.

"Enak banget yang pagi-pagi udah di ajak pergi," ujar Sinta cemberut.

"Mau juga lo?" Tanya Lusi di samping Sinta.

"Mau lah."

"Ya sabar aja nungguin Gavin peka," Elina terkekeh pelan melihat wajar Sinta.

"Lama-lama gue nyerah juga kalau kayak gini," dengus kesal Sinta.

Keempatnya terus bercerita, hingga mereka telah sampai di tempat tujuan mereka. Ayara berbinar menatap pemandangan di hadapannya.

"Yeay sampai," Ayara berseru senang lalu berlari ke arah pantai.

"Ayara," Elina mengikuti Ayara dengan berjalan sedikit cepat.

Sinta dan Lusi mengikuti Ayara dan Elina dari belakang, keduanya tersenyum saat melihat wajah bahagia Ayara yang begitu antusias hari ini.

"Gue lebih suka liat Ayara kayak gini," ujar Sinta melihat Ayara yang begitu ceria, sedangkan Elina berusaha untuk menyusul Ayara.

"Ayara pintar dalam segala hal, termasuk pura-pura," ujar Lusi mendapat anggukan setuju dari Sinta.

"Gak boleh mandi ya, Aya," ujar Elina seketika membuat langkah Ayara.

"Kenapa?" Tanya Ayara berbalik menatap Elina.

"Lo udah mandi tadi Ayara, kalau lo mandi lagi lo bisa sakit, mataharinya juga lagi panas banget," ujar Sinta berhasil menyusul keduanya.

Rangga cruel boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang