Bagian°19 ✔

43.4K 3.5K 91
                                    

*****

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔


"Zidan," panggil Sinta tersenyum.

"Apa lagi lo?" Ujar Zidan ketus.

"Tolongin Ayara, bukan gue." Ujar Sinta membuat Zidan menghentikan aktivitas menulisnya lalu menoleh ke arah Sinta.

"Ayara kenapa?" Tanya Zidan cepat.

"Giliran Ayara aja cepat, demen lo?" Uhar Sinta selidik.

"Gak," ujar Zidan singkat. "Ayara kenapa emang?" Tanya ulang Zidan.

"Aya mau ke perpustakaan, nah gue sama Rusma lagi ada eskul dan Elina lagi ada di ruang guru. Temenin Aya ke perpustakaan ya Zidan, sebentar aja kok nanti Elina nyusul kesana," ujar Sinta menggoyangkan lengan Zidan membuat cowok itu risih.

"Iya gue temenin, sambil nulis juga gue disana," ujar Zidan melepaskan tangan Sinta dari lengannya.

"Lo emang yang terbaik Zidan," ujar Sinta menepuk pundak Zidan beberapa kali.

Zidan tidak menghiraukan ucapan Sinta, cowok itu merapikan bukunya untuk ia bawa, "Aya mana?" Tanya Zidan berbalik menatap Sinta.

"Ada di luar, ayok." Ajak Sinta berjalan terlebih dahulu.

Hingga di depan kelas, Sinta menatap Ayara yang sedang menunggunya. "Nih ada Zidan yang temenin lo Aya," ujar Sinta menunjuk Zidan yang berada di belakangnya.

Ayara berdiri dari duduknya menatap Sinta lalu menatap Zidan. "Emang gapapa ya?" Tanya Ayara tak enak.

"Gapapa Ay, gue juga mau nulis. Kalau di kelas kayaknya nanti bakal rame," ujar Zidan.

"Gue gak mau lo sendiri Aya, udah cukup sekali doang gue sama yang lain lalai jagain lo," ujar Sinta melas.

"Aya ngerepotin ya?" Tanya Ayara tak enak hati.

"Enggak gitu Aya, lo itu sahabat kita, jadi udah sepatutnya gue sama yang lain jagain lo," ujar Sinta memberi pengertian.

Ayara tersenyum mengangguk. "Jangan berfikir yang aneh-aneh gak baik buat kesehatan lo Aya," ujar Sinta lembut.

"Dan lo jagain sahabat gue jangan sampai lecet, sampai Ayara lecet gue potong masa depan lo," ujar Sinta menatap tajam Zidan. Zidan mengangguk cepat sambil meringis pelan.

Sinta beralih menatap Ayara lagi lalu tersenyum. "Gue duluan ya Aya, kalau ada apa-apa langsung hubungin gue sama yang lain, dan jangan jauh dari Zidan." Pesan Sinta.

Ayara mengangguk, "Iya, Sinta yang semangat juga," ujar Ayara menyemangati.

Sinta tersenyum lalu mengangguk, matanya menatap Zidan lagi. "Awas lo," ujar Sinta sebelum pergi.

Setelah kepergian Sinta, Zidan mengelus dadanya. "Tahan banget lo temenan sama Sinta dengan yang lain, mana galak lagi." Ujar Zidan membuat Ayara menoleh ke arah cowok itu.

"Mereka baik sama Aya," ujar Ayara.

"Iya baik, tapi gak semua apa lo fikir baik gak sebaik apa yang sebenarnya," ujar Zidan menatap Ayara.

Rangga cruel boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang