******
☬ 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 ☬
Seminggu telah berlalu semenjak kejadian Ayara melihat Rangga memeluk seorang gadis di taman bermain tempo lalu. Setelah kejadian itu pula Ayara tak pernah lagi melihat Rangga masuk kesekolah bahkan cowok itu tidak terlihat lagi berkumpul bersama sahabatnya. Jika keenam cowok itu ditanya kemana Rangga mereka semua kompak menjawab tidak tahu keberadaan Rangga. Entah mereka berbohong atau jujur hanya tuhan yang tahu.
Dan sampai hari ini pun Rangga belum juga masuk sekolah, begitupun dengan keenam sahabatnya yang juga ikut tidak masuk sekolah hari ini.
"Lo mikirin Rangga lagi Aya? Gak usah di fikirin. Tuh anak gak akan mati, cuman ngilang aja, paling entar balik lagi," ujar Sinta sedikit kesel melihat sahabatnya terus memikirkan seseorang yang membuatnya terus tersakiti.
"Mendingan lo fokus aja belajar buat ujian nanti," ujar Rusma di samping Sinta.
"Aya gak mikirin Rangga, Aya cuman sedih karna mami sama papi Aya bakalan pergi sore ini, " ujar Acara dengan wajah murung.
"Lo di tinggal sendiri?" Tanya Rusma.
"Sama gue, bokap sama nyokap gue juga ikut kesana," ujar Elina menutup buku yang ia baca.
"Gak lama lagi pulang Elina, mami kan udah bilang ini yang terakhir. "
"Aku tau Aya, tapi aku pengen ketemu sama mereka bentar aja, susah banget buat pulang kayaknya," ujar Elina membaringkan kepalanya di atas meja.
"HELLO BESTIE," teriak Rusmi dari arah pintu kelas.
"BERISIK WOI," Zidan ikut berteriak dari arah belakang, mendengar suara teriakan Rusmi, cowok itu ikut terbangun dari mimpi indahnya.
"Lah ada jin ternyata," ujar Rusmi berjalan memasuki kelas lalu duduk di samping kembarannya. Lusi dan Meli yang ikut datang mengambil duduk di samping Elina.
"Meli, Rangga hari belum masuk ya?" tanya Ayara menatap Meli.
Rusmi memutar bola matanya malas. "Tadi katanya gak mikirin, Aya lo udah nanya itu tiga kali hari ini, gak bosen apa. Udahlah jangan cariin tuh anak. Harusnya lo bisa bahagia karna Rangga gak datang sekolah."
"Aya bahagia kenapa?" tanya Ayara menatap Rusmi bingung.
"Gak ada lagi yang bikin lo makan hati," ujar Rusmi.
"Aya sayang Rangga, Aya bahagia sama Rangga."
"Lo gak bahagia Aya, lo sakit sama Rangga. Lo nangis karna cowok itu. Intinya Rangga itu titik penderitaan lo," ujar Rusmi.
"Aya lo gak usah mikirin Rangga, dia aja belum tentu mikirin lo saat ini. Gue gak ngelarang lo buat deket atau pun mikirin Rangga tapi apa yang dia lakuin ke lo itu bikin kita semua khawatir sama lo Aya," ujar Sinta memegang tangan Ayara.
"Sinta bener Aya, kita semua sayang sama lo. Kalau dia datang cuman mau nyakitin lo kita semua gak akan tinggal diam," ujar Lusi menatap dalam Ayara.
"Apa yang lo pandang baik belum tentu terbaik, dan apa yang kita pandang buruk belum tentu buruk untuk kita. Semua butuh waktu namun tidak dalam waktu dekat ini," ujar Meli tiba-tiba.
"Lo kok kayak dukung Rangga, Meli?"
"Gue gak dukung dia, tapi gak wajar aja seseorang cepat berubah apalagi lo semua bilang kalau dulu Rangga sayang banget sama Aya," ujar Meli.
"Itu dulu Meli udah lama banget, sekarang semua udah beda. Itu hanya masa kecil yang udah lalu, semua bisa berubah seiring dengan waktu," ujar Elina menyangga ucapan Meli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga cruel boy [Completed]
FanfictionApapun akan gue lakuin untuk ngelindungin orang yang gue cinta, termasuk bertumpah darah sekali pun. 𝙍𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙀𝙧𝙖𝙣𝙙𝙤 𝘿𝙖𝙭𝙩𝙚𝙧𝙫𝙣 Terima kasih untuk semua lukanya, semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir untukku 𝗠𝗲𝗹𝗼𝗱𝘆 𝗔𝘆�...