Bagian°15 ✔

45K 3.7K 90
                                    

*****

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔

Ayara membasuh wajahnya di wastafel, menatap pantulan dirinya di cermin, Ayara mengambil sebuah tisu lalu mengusap pelan wajahnya yang basah.

"Aya semakin pucat tiap hari," ujar Ayara menatap wajahnya. "Atau cuman perasaan Aya aja ya,"

Ayara menghela nafas pendek, "Aya gak boleh sakit, cukup hati Aya aja yang sakit fisik Aya gak boleh," gumam Ayara lirih.

Ayara memasuki salah satu toilet, memperbaiki bajunya dan juga roknya yang sedikit berantakan, setelah di rasa cukup, Ayara beranjak ingin pergi namun knop pintu toilet di hadapan Ayara bergerak sendiri menandakan ada orang yang ingin masuk.

Pintu toilet itu terbuka dan menampilkan tiga orang cewek dengan penampilan yang cukup menor. Siapa lagi kalau bukan Riska, Izmi dan Chika.

"Kenapa kalian masuk? Kan ada Aya di dalam," ujar Ayara bingung menatap ketiga gadis di hadapannya.

"Gue tau kok, gue cuman mau ketemu lo secara langsung," ujar Riska tersenyum.

Ayara ikut tersenyum menatap ketiganya, "Ketemu Aya? Tapi kan kita udah pernah ketemu," ujar Ayara.

"Gak usah sok polos lo," ujar Chika mendorong bahu Ayara dengan sedikit kasar.

"Muak gue liat sikap caper nih anak," ujar Izmi memutar bola matanya.

"Lakukan untuk gue, buat dia kapok dan gak gangguin Rangga lagi," ujar Riska tersenyum miring.

"Dengan senang hati," ujar Izmi ikut tersenyum.

"Awss sakit. lepasin rambut Aya, kepala Aya sakit," Ringis Ayara saat Izmi menarik rambut Ayara.

"Ini gak seberapa, ini semua balasan karna lo udah berani deketin inti Filos dan sok kecakepan di hadapan mereka," ujar Izmi di depan wajah Ayara.

"Lepasin hiks... kepala Aya sakit hiks..." tangis Ayara yang mulai terdengar.

"Halah lemah banget jadi cewek, baru gitu aja udah nangis, dasar cengeng," ujar Chika mengambil sebuah air di timba lalu menyiram Ayara.

Ayara terbatuk dengan tangisan, rasa sakit di kepalanya begitu sakit. Namun tangisan Ayara seperti alunan melodi bagi ketiga gadis yang berada di hadapan Ayara yang sedang tertawa bahagia melihat penderitaan Ayara.

Riska tertawa senang melihat Ayara yang sedang di bully oleh kedua temannya, tanpa rasa ingin menolong Ayara karna sejak dulu ini yang ia lakukan, membuat Ayara menderita.

Izmi dengan kasar menghempas tubuh Ayara hingga kepala Ayara terbentur dengan lantai.

"Ups sorry gue sengaja," ujar Izmi menutup mulutnya dengan tangan lalu tertawa.

"Ini peringatan buat lo, jangan sok kecakepan lagi dengan sikap sok polos itu," ujar Chika berjalan ke arah Riska.

"Biarpun dia tebar pesona ke inti Filos Rangga tetep gak ngeliat ke arah dia sih, cuman ya kalau orang gak punya malu gitu deh," ujar Izmi terkekeh pelan.

Riska maju dan menunduk menatap Ayara, meraih dagu Ayara agar menatapnya. "Sekali lagi gue liat lo deket sama Rangga habis lo di tangan gue," ujar Riska lalu menghempaskannya begitu saja.

Rangga cruel boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang