Sudah dua jam penuh ketujuh namja yang digemari banyak kaum itu menggerakkan seluruh tubuhnya menciptakan sebuah tarian. Dan sekarang mereka sedang istirahat.
Jimin mendudukkan tubuhnya di depan kaca besar yang memantulkan seluruh sudut ruangan dan seisinya. Jimin menundukkan kepalanya sambil mengatur nafasnya yang sedikit berantakan.
Sesaat kemudian pemilik pipi mochi itu mengangkat wajahnya menatap cermin yang memperlihatkan seluruh temannya dengan kesibukan masing-masing. Ada yang sedang makan, ada yang sibuk dengan ponselnya, dan ada juga yang membaringkan tubuhnya begitu saja.
Atensi Jimin teralih kala melihat Taehyung membaringkan tubuhnya dengan dada yang naik turun. Tatapan Jimin menyendu saat mengingat apa yang dia bicarakan dengan Hoseok Hyung tadi pagi di dalam mobil.
Flashback On
Jimin memfokuskan matanya pada jalanan dan di sebelahnya terdapat Hoseok yang tengah mengarahkan wajahnya melihat ke arah jendela. Hanya keheningan yang ada di dalam mobil itu, hingga akhirnya Jimin menyalakan speaker mobilnya sekedar untuk menghilangkan keheningan.
'Hey Jimin, oneul'
Nae bangui deurimkaechyeo chilnyeonganui history,
Geuraeseo deo teugbyeolhan geolkka
"Yakk! Jim, kenapa kau matikan?" Tanya Hoseok menatap Jimin yang masih fokus menyetir.
"Hhmmm... Tidak apa Hyung." Jawab Jimin sesekali mengusap tengkuknya.
Hoseok tahu dongsaengnya ini sengaja mematikan speaker. Siapa yang tidak mengenal lagu yang baru saja keluar dari speaker mobil Jimin, semua tahu itu lagu tentang persahabatan Jimin dan Taehyung. 'Friends'
Hoseok menghela nafas pelan dan mulai membuka mulutnya untuk bicara.
"Apa kau masih marah dengan Taehyung, Jimin-ah?" Jimin menatap Hoseok sekilas lalu kembali memfokuskan matanya ke depan.
"Aku sedang tidak ingin membahasnya Hyung."
"Lalu sampai kapan kau akan mengacuhkan Taehyung, Jim?"
Jimin diam tak menjawab.
"Setiap orang berhak atas privasinya, Jimin-ah..." Hoseok menjeda ucapannya beberapa saat.
"Termasuk Taehyung... Kau tidak bisa mengganggu privasinya, meskipun dia sahabatmu. Tidak semuanya harus kau tahu tentang sahabatmu." Terdengar helaan nafas dari mulut Jimin.
"Aku hanya takut dia terluka lagi Hyung... Aku hanya takut ada yang menyakitinya jika dia keluar sendirian, bukan maksudku mengganggu privasinya..."
Hoseok menepuk bahu Jimin pelan dan tersenyum tenang menatap pemuda yang selama ini menjadi roommatenya.
"Aku paham Jimin-ah... Kami juga mengkhawatirkannya, tapi kami percaya dia bisa menjaga dirinya sendiri, Jim."
"Apa kau tidak mendengarkan penjelasan Taehyung kemarin? Dia hanya ingin belajar menjaga dirinya sendiri,"
"Tidak selamanya kita ada di sampingnya, Jimin-ah... Akan ada saatnya yang dapat menolong kita adalah diri kita sendiri." Jimin masih diam mendengarkan tuturan Hyung sekaligus roommatenya ini sambil menyetir.
"Lagipula dia sudah mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Kau tidak lihat kemarin dia melapisi tubuhnya dengan tiga lapis jaket, agar postur tubuhnya terlihat berbeda dengan postur tubuh Kim Taehyung yang orang lain tahu. Kau melihatnya kan?"
Jimin mengangguk sendu dan melepas genggaman tangannya dari setir karena mereka memang sudah sampai di depan gedung agensi.
"Apa kekhawatiranku terlalu berlebihan, Hyung?" Tanya Jimin menghadapkan tubuhnya ke arah Hoseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET GO (TELAH TERBIT)
FanfictionKetika hati sudah keluar dari jalurnya, dan ketika takdir yang mempertemukan namun takdir itu juga yang melarang keras untuk bersama . . . Patah hati terperih adalah ketika perbedaan terlihat sangat jelas di antara kita, Dan sampai kapanpun aku tida...