Part 21

53 11 3
                                    

Mentari datang menyapa dengan senyuman yang selalu bersinar di atas sana, ditambah kicauan burung yang ikut merayakan pagi di hari yang baru.

Akan selalu banyak doa yang terucap saat pagi hari, doa yang mengutarakan harapan akan harinya yang bahagia dan lancar hingga malam tiba.

Namun tak sedikit juga di antara manusia yang masih sibuk bergelung dengan selimutnya atau mungkin sibuk dengan masakannya seperti yang Meila lakukan saat ini.

"Menu hari ini soto ayam!" Ungkap Meila dengan senyum yang mengembang cerah menatap mangkok yang berisi kuah berwarna kuning. Tidak tahu saja dia banyak kejadian yang sudah siap untuk menyapanya hari ini.

"Eonniiiii!! Makanan sudah matang, ayoo bangun!!" Seperti biasa Meila harus berteriak dulu untuk membangunkan gadis satu itu.

"Iya-iyaaa bangun nih!" Jawab Fia yang sepertinya sudah risih dengan teriakan sahabatnya itu.

Fia berjalan dengan lemas ke arah meja makan, berniat langsung mengambil jatahnya. Namun urung saat satu tangannya ditarik oleh Meila ke arah kamar mandi.

"Gosok gigi dan cuci mukamu dulu, baru makan Eonni!"

"Aishh nanti saja setelah makan," Tolak Fia dengan mata yang masih setengah tertutup.

"Tidak ada nanti-nanti! Tidak gosok gigi, tidak ada makanan!" Final Meila membuat Fia mau tidak mau harus melakukannya daripada dia kelaparan ya kan. Kan dia juga butuh tenaga untuk menghadapi dunia ini bukan.

Setelah sarapan, seperti biasa Fia yang akan mencuci piring dan Meila bersantai di depan televisi menonton acara kartun kesukaannya Spongebob.

Ting

Ting

Ting

Cling

Cling

Cling

"Yakk Buna! Kau tidak dengar hah? Ponselmu berbunyi sedari tadi!" Runtuk Fia yang merasa terganggu dengan bunyi ponsel milik Meila itu.

"Aku sedang malas memegang ponsel, biarkan saja." Jawab Meila santai sambil terus menonton televisi.

"Jika itu bunda bagaimana?"

Fia memang memanggil ibunda Meila dengan sebutan 'bunda' karena bunda sendiri yang memintanya. Begitupun sebaliknya, Meila memanggil ibunda Fia dengan sebutan 'mama'. Memang sedekat itu mereka, bahkan nama kedua ibu mereka pun sama hehe suatu hal yang kebetulan bukan.

"Nada dering bunda sudah aku bedakan dari yang lain, bundaku kan spesial." Ucap Meila hanya dibalas anggukan oleh Fia sudah duduk di ranjang yang ada di belakang tubuh Meila yang saat ini sedang duduk di lantai.

Tingg

"Yakk kau menyuruhku untuk mengecek ponselku yang terus berbunyi! Tak dengarkah kau ponselmu juga terus berceloteh sedaritadi!" Sewot Meila membuat Fia terkekeh.

"Biarkan saja, aku sedang ingin istirahat dari ponselku itu." Jawab Fia melemparkan tubuhnya di atas kasur.

"Jika itu mama bagaimana?" Tanya Meila seperti Fia yang bertanya padanya tadi.

"Nada dering mama sudah aku bedakan dari yang lain, mamaku kan spesial." Jawab Fia menirukan gaya bicara Meila saat menjawab pertanyaannya tadi.

"EONNIII!"

Fia tertawa melihat wajah sahabatnya yang sudah ditekuk itu. Namun beberapa detik setelahnya tiba-tiba Meila juga ikut tertawa.

Sesederhana itu kebahagiaan bagi mereka.

LET GO (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang