Masih dengan rasa penasaran yang menggerogoti pikiran ketiga gadis yang saat ini berada di dalam salah satu kamar rawat VVIP. Rasa penasaran akan siapa Yang membiayai ruangan yang saat ini Fia tempati. Hingga tiba-tiba pintu kamar rawat VVIP itu terbuka menampilkan seorang namja berhodie putih dengan masker dan kacamata hitam yang menutupi bagian wajahnya.
"Aku yang memindahkannya." Ucapnya membuat ketiga gadis yang menatapnya itu mengerutkan kening dalam.
Baik Fia maupun Evi menatap bingung pria bermasker di hadapan mereka saat ini. Sedangkan Meila mulai memindai postur tubuh dan bagian wajah seseorang yang tertutup masker itu pada ingatannya. Siapa namja di depannya ini, postur tubuhnya terlihat familiar, pikir Meila.
Meila beranjak dari duduknya dan berjalan mendekat ke tempat namja itu berada mengamati kedua mata yang bisa dibilang sipit itu dengan teliti.
"Kau-"
Belum selesai Meila mengatakan sesuatu, namja tersebut mendekatkan wajahnya ke arah telinga Meila dan berbisik "Jimin,"
Meila yang mendengar itu seketika menatap namja di hadapannya ini tajam dan mendorong tubuh seseorang itu keluar dari kamar rawat Fia meninggalkan kedua gadis yang saat ini menatap satu sama lain dengan tatapan bingung.
"Bukankah aku sudah mengatakan bahwa kau tidak perlu memindahkan Eonni?" Tanya Meila yang sudah berada di luar menatap tajam Jimin yang saat ini juga menatapnya.
"Aku sebenarnya juga tidak ingin memindahkannya, tapi karena Jungkook memaksa ingin bertemu dengan Eonnimu itu jadi aku terpaksa memindahkannya agar lebih dekat dengan kamar rawat Jungkook." Jelas Jimin yang sudah duduk di bangku tunggu yang tersedia di setiap lorong.
"Jungkook Oppa-"
"Ya, dia dilarikan ke rumah sakit karena sempat pingsan saat dini hari tadi." Potong Jimin seperti tahu apa yang akan Meila tanyakan.
Meila memijat pelipisnya dengan kedua mata memejam lalu mendudukkan dirinya pada bangku yang diduduki Jimin, namun masih dengan jarak yang lumayan jauh dari tempat duduk Jimin.
"Kau tidak mengatakan apapun tentangku dan Eonni kan?" Tanya Meila memandang lurus lantai yang sepertinya jauh lebih menarik dibandingkan pria yang jauh di sampingnya itu. Jimin tersenyum singkat.
"Bukankah kau bilang bahwa aku termasuk orang yang dapat dipercaya? Kenapa sekarang justru kau meragukan ucapanmu itu, Mei-ah?" Ucap Jimin menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku dengan wajah menghadap langit-langit rumah sakit.
Meila melirik sekilas pria di sampingnya itu kemudian berdiri dari duduknya dan mengatakan "Aku hanya tidak ingin Fia terluka lagi karena penggemar kalian itu, jadi aku mohon jangan ganggu kami lagi..."
Jimin menatap Meila yang saat ini menatapnya dengan pandangan memohon. Jimin tahu ulah penggemarnya itu memang sudah keterlaluan, tapi apa Meila tak ingin melihat seberapa besar usaha para dongsaengnya itu untuk mencari dan melindungi mereka. Bahkan dongsaengnya yang sangat jarang sakit itupun harus tumbang karena mencari keberadaan mereka.
"Aku hanya ingin menghargai usaha Taehyung dan Jungkook," Ucap Jimin menumpuhkan kedua sikunya pada paha dengan pandangan menerawang lurus.
Meila menolehkan kepalanya ke arah Jimin dengan kerutan tipis pada keningnya. Apa maksud ucapan pria yang baru dia kenal beberapa Minggu ini, pikir Meila.
"Apa kau tahu bagaimana lelahnya Taehyung dan Jungkook yang mencarimu dan Fia seharian?" Tanya Jimin mulai mengarahkan pandangannya pada Meila yang saat ini menyimak ucapannya.
"Apa kau pikir hanya kau dan Fia yang terluka di sini?"
"Kau tak tahu bagaimana gilanya mereka berdua mencari kalian hanya untuk memastikan bahwa kalian baik-baik saja." Ungkap Jimin dengan Meila yang masih setia mendengar... Bisa dibilang keluh kesah seorang Park Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET GO (TELAH TERBIT)
FanficKetika hati sudah keluar dari jalurnya, dan ketika takdir yang mempertemukan namun takdir itu juga yang melarang keras untuk bersama . . . Patah hati terperih adalah ketika perbedaan terlihat sangat jelas di antara kita, Dan sampai kapanpun aku tida...