Part 26

52 13 0
                                    

Meila berlari dengan tangan yang berusaha menutupi rambutnya menggunakan tas yang berisi beberapa macam pakaian.

"Aku harus mencari tempat sepi terlebih dahulu agar aku bisa mengambil dan memakai hijabku yang lain," Pikir Meila.

'Ya Allah maafkan aku...' batin Meila.

Disaat Meila terus berlari dengan keadaan yang masih sama, tiba-tiba dari arah samping seseorang menyampirkan sebuah jaket pada bagian kepala Meila yang terbuka memperlihatkan rambut hitam legamnya itu.

Meila menolehkan kepalanya ke arah samping dan mendapati seorang pria dengan rambut grey lightnya tengah berlari dengan kedua tangan menyampirkan jaket untuk menutupi rambutnya.

"Ikut aku!" Ucap pria itu terus berlari di samping Meila dan entah kenapa Meila mengikuti pria itu.

"Masuklah!" Ujar pria itu membukakan pintu mobil untuk Meila. Tapi Meila ragu untuk masuk.

"Masuklah dan pakai hijabmu yang lain! Aku tidak akan melihatmu, aku akan menunggumu di luar." Ucap pria itu berjalan menjauh dan memasuki minimarket yang ada di dekat terparkirnya mobil yang ada di hadapan Meila ini.

Tanpa berpikir lagi, Meila masuk ke dalam mobil dan mengambil sehelai kain yang ada di dalam tas yang ia bawa. Setelah selesai dengan urusan hijabnya, Meila kembali menangis mengingat kejadian tadi.

Kenapa mereka jahat sekali? Pikir Meila dengan kedua tangan menutupi seluruh bagian wajahnya.

"Ya Allah, aku tahu kau mengerti apa yang terjadi... Maafkan aku," Gumam Meila di sela tangisnya.

"Minumlah! Tenangkan dirimu!" Ucap seorang pria yang sudah duduk di balik kemudi menyodorkan sekaleng minuman soda untuk Meila.

"Itu halal." Ucap pria itu saat melihat Meila hanya menatap minuman pemberian darinya.

"Aku antar ke apartemenmu ya?"

Meila yang mendengar itu menolehkan kepalanya ke sumber suara dan mendapati wajah pria yang tadi menolongnya itu mirip Jimin. Tidak-tidak bukan mirip, itu memang Jimin.

"Jimin Oppa?"

"Ne, ini aku... Kau tidak menyadarinya?" Tanya Jimin yang mulai melajukan mobilnya membela jalanan. Meila hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Gwaenchana... Aku akan mengantarmu ke apartemen."

"Aniyooo... Tolong antarkan aku ke Seoul Hospital saja!" Ucap Meila membuat Jimin mengerutkan keningnya.

"Untuk apa? Apa mereka melukaimu sampai kau harus berobat ke rumah sakit?" Tanya Jimin dengan mata fokus ke depan.

"Fia Eonni kecelakaan kemarin, dan sampai sekarang masih belum sadar di rumah sakit." Jelas Meila diangguki oleh Jimin.

Keheningan mengambil alih percakapan mereka cukup lama hingga Jimin mulai kembali membuka pembicaraan.

"Mereka benar-benar keterlaluan!" Kesal Jimin membuat Meila menatap ke arah pria yang memiliki pipi mochi itu.

"Aniya... Mereka tidak salah, aku yang salah karena sudah mengenal dekat seorang Kim Taehyung." Ujar Meila menekankan nama pria yang baru dia temui tadi.

"Tidak-tidak... Baik kau maupun Taehyung tidak ada yang salah di sini. Takdir yang membuat kalian bertemu, dan takdir yang memperkenalkan kalian satu sama lain." Sahut Jimin sesekali menoleh ke arah Meila yang melemparkan pandangannya ke luar jendela.

"Kau tidak bisa menyalahkan takdir, Mei-ah..."

"Ya, kau benar Jimin Oppa."

"Takdir tidak akan pernah salah..."

LET GO (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang