Part 23

49 12 2
                                    

Meninggalkan keadaan Fia dan Meila di sana, di tempat lain yang berjarak sekitar sepuluh meter dari gedung apartemen milik Meila dan Fia terlihat dua pria tampan menundukkan wajahnya di hadapan dua pria lainnya. Sedangkan keempat pemuda tampan yang lain hanya memperhatikan.

"Apa yang telah kalian lakukan sudah membuat banyak Army kecewa... Aku tidak pernah melarang kalian untuk dekat dengan siapapun, aku juga tidak pernah melarang kalian untuk jatuh cinta, tapi bukankah aku sudah memperingatkan kalian untuk berhati-hati dalam melakukan tindakan di luar sana? Setiap langkah kalian di luar dorm akan selalu jadi perhatian banyak pihak. Kalau sudah seperti ini siapa juga yang rugi? Bukan aku, bukan juga agensi yang rugi, tapi kalian sendiri dan kedua wanita itu yang rugi... Jika sudah seperti ini kalian tidak akan bisa menjamin bahwa kedua wanita itu tidak akan terluka bukan?"

Baik Taehyung maupun Jungkook masih menundukkan pandangannya, tidak berani menatap sang manager yang sedang memberikan mereka petuah.

"Lain kali jangan ceroboh lagi Ne?" Ucap Sejin menepuk lutut kedua pria yang duduk di hadapannya saat ini. Taehyung dan Jungkook hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Aku ke sini bukan untuk menasehati kalian seperti yang Sejin lakukan, aku tahu kalian sudah cukup dewasa menghadapi hal ini bukan... Aku ke sini untuk memastikan bahwa kalian baik-baik saja, aku beri cuti selama beberapa hari sampai keadaan sudah stabil. Tapi kalian harus sesekali latihan juga di sini, Arraseo?" Ucap PDnim tersenyum menenangkan kedua pria di hadapannya itu dan menatap ke empat pemuda yang lain.

"Ne Arraseo..." Jawab mereka serempak.

"Baiklah kalau begitu aku akan kembali ke agensi, aku duluan ya Sejin." Pamit PDnim membuat semuanya membungkukkan badan 90°.

Sepeninggal PDnim, giliran Sejin yang berdiri dari duduknya menatap satu persatu anak didiknya ini.

"Kemana Jimin? Aku tidak melihatnya daritadi," Tanya Sejin membuat semua member memeriksa satu persatu personil mereka.

Ah benar juga, mereka hanya berenam di sini. Di mana buntalan mochi itu?

"Tadi terakhir aku melihatnya di kamar," Sahut Hoseok yang memang satu kamar dengan Jimin membuat semua yang berada di sana mengangguk percaya.

"Baiklah, aku pulang dulu... Ingat Tae, Kookie! Lain kali berhati-hatilah!"

"Ne, Sejin Hyung..."

Sejin melangkahkan kakinya keluar dari dorm. Setelah berada di lobby, mata Sejin tidak sengaja menangkap bayangan dengan postur tubuh seperti Jimin.

"Jimin?" Panggil Sejin membuat si empunya nama menoleh.

"Ah Sejin Hyung, annyeonghaseyo." Ucap Jimin membungkukkan badannya sebagai rasa hormat.

"Darimana kau?"

"Aku keluar untuk membeli sesuatu, Hyung." Jawab Jimin dengan wajah yang masih tertutup masker dan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

"Aaahh... Para Hyungmu itu mengira kau di kamar, kembalilah sebelum mereka menerkammu nanti karena tidak ijin saat keluar dorm." Goda Sejin dijawab anggukan oleh Jimin.

"Kalau begitu Jimin kembali ke dorm dulu, Sejin Hyung... Annyeonghaseyo!" Pamit Jimin buru-buru membuat Sejin hanya terkekeh melihat tingkah lucu pria mungil itu.

Jimin melepas masker dan kacamata sesampainya di dorm. Baru beberapa langkah kaki itu memasuki dorm, tiba-tiba suara sang Hyung mengintruksi kakinya untuk berhenti.

"Darimana kau?" Tanya hyungnya yang sedang duduk di sofa itu.

Oke Jimin merasa Dejavu saat ini.

LET GO (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang