25 Agustus ( iya Jeno, itu benar )

1K 158 33
                                    

~ selamat membaca ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ selamat membaca ~













- a g u s t u s -












"Kak Jaemin__"

Di sini kami sekarang, aku dan Jaemin. Pintu perpustakaan. Sebelum panggilan itu ku ucap, kami sempat berpapasan, namun pelaku pria bersikap acuh, seolah tak mengenal ku.

Akibat suaraku yang cukup keras di tengahnya keheningan perpustakaan, membuat atensi Jaemin mau tau mau beralih ke arah ku.

Laki-laki itu terdiam, tak berniat sama sekali untuk menjawab. Pergerakannya seperti orang asing.

Akhirnya aku saja yang mendekati Jaemin, menyisahkan beberapa langkah di antara jarak kami.

"Aku ada salah?," Beginilah tanya ku.

Dia mendengarkan, lantas jawaban yang di berikan hanya sebuah gelengan singkat. Bibirnya masih terkatup rapat, tak ada tanda-tanda akan membuka pembicaraan.

"Terus kenapa jauhin aku?," Tanya ku lagi.

Jaemin mengangkat tiga buku berbeda dari kedua tangannya yang membawa. "Mau belajar." Setelah dua kata itu ia ucapkan, tubuhnya berputar. Berjalan pada arah yang berlawanan.

Aku bahkan belum menyelesaikan ucapan, tetapi laki-laki itu sudah pergi lebih dahulu. Kenapa dia begitu?, Sifatnya yang seperti itu benar-benar membuatku frustasi, mengingat kesalahan apa yang pernah aku lakukan.

Tubuh Jaemin sudah menghilang dari area perpustakaan. Namun aku masih enggan untuk bergerak sedikitpun.

Tatapan matanya sangat menyebalkan, dia menatapku seolah aku adalah pengganggu. Dan apa itu tadi?, Belum juga menjawab pertanyaan dengan benar, tapi raga nya sudah di bawa pergi.

"

Jangan bengong."
Suara seseorang dari balik telingaku membuyarkan lamunan yang sempat membawaku terbang jauh.

Jeno, laki-laki itu tersenyum, sampai mata sipitnya tenggelam membentuk bulan sabit. Tangan kekar Jeno menyeret ku untuk duduk di salah satu meja yang kosong.

Aku jarang berinteraksi dengan Jeno, kejadian ini membuatku sedikit gugup, dan canggung pastinya.

"Santai aja kali, gue lebih baik dari Renjun." Katanya berniat untuk membuat candaan.

"kak Renjun?," Tanyaku bingung.

"Renjun judes, gue ramah tau." Tangannya ia lipat di depan dada, menyombongkan diri.

AGUSTUS | na jaemin •end• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang