23 Agustus ( good bye Jaemin )

1.3K 165 13
                                    

~ selamat membaca ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ selamat membaca ~












- a g u s t u s -











"Bang, mau kasih tau yang lain kapan?," Tanya Jisung, bocah itu masih sibuk membenarkan dasinya di depan cermin.

Yang di tanya nampak terdiam, sampai lima belas detik kemudian Jaemin bersuara. "Hari ini aja. Lebih baik lebih cepat."

"Terbalik Maemunah!," Ucap Jisung sembari memutar tubuhnya agar berhadapan dengan Jaemin.

"Masa sih terbalik?,"

"Yang bener itu lebih cepat lebih baik."

Keduanya tertawa bersamaan lalu. Tapi jika di lihat dari kedua netra masing-masing, tawa itu hanya alibi untuk menyembunyikan kesedihan.

Jisung tentu sangat terpukul, kalau saja dia ingin egois, dia pasti sudah melakukan banyak cara untuk mencegah kepergian Jaemin.

Sementara Jaemin?, Dia di sini yang paling sedih. Saat pergi nanti Jaemin meninggalkan ke enam temannya, meninggalkan gadisnya, meninggalkan semua kenangannya meski jika di lihat ke belakang, lebih banyak luka.

Manusia seringkali lupa dengan hukum alam yang mengatakan 'dimana ada pertemuan, maka disitulah ada perpisahan' mereka terlalu mencintai pertemuan, hingga menganggap semuanya abadi.

Kembali lagi pada dua sahabat ini, mereka tengah menuruni tangga, bersiap menuju sekolah.

Di perjalanan, setiap menitnya akan menjadi kenangan bagi Jaemin. Delapan hari lagi Jakarta akan selalu menjadi rindu untuknya.

Jaemin tersenyum menikmati angin pagi ini, belum terlalu banyak polusi, hiruk pikuk manusia yang dulu paling ia tak suka, hari ini di jadikan pemandangan bagi matanya.

Hingga keduanya tiba di sekolah Jaemin tak hentinya menebar senyuman. Jisung dia hanya terus menunduk, memperhatikan ujung sepatu mereka.

"Sung, lo kenapa?,"

Jisung mengangkat kepalanya, ia sedikit tersenyum lalu menggeleng. "Enggak kenapa-napa, cuma dingin aja."

"Oh kirain kenapa. Lagian sih nunduk mulu."

Diam, Jisung tak menjawabnya lagi. Tak mau membuat Jaemin kepikiran, bocah itu kini tak lagi menunduk.

Mata sipitnya terus memperhatikan gerak-gerik pria yang sudah ia anggap kakaknya. Poni Jaemin yang berantakan karena angin, senyum Jaemin yang selalu lebar dan hangat, serta tatapan mata Jaemin yang lembut. Itu semua akan selalu Jisung rindukan.

AGUSTUS | na jaemin •end• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang