26 Agustus ( berharap )

944 160 31
                                    

~ selamat membaca ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ selamat membaca ~



















- a g u s t u s -








Tak dapat di duga ataupun prediksi, hujan pagi ini sangat deras. Jaemin yang membawa motor terpaksa harus meminggirkan kendaraan di tempat yang sekiranya mampu menghalau rintik air langit.

Pria itu berkali-kali menghembuskan nafas panjang guna memberi kehangatan pada dirinya sendiri.

Meski sudah berada di bawah pohon teduh, Jaemin tetap merasa kedinginan, percikan air hujan juga tak dapat di hindari menyentuh bagian bawah tubuhnya.

Tangannya tak tinggal diam, ia menggesekkan kedua telapak tangan, lalu menempelkannya pada permukaan pipi maupun leher.

Sekelibat bayangan saat itu, ia juga pernah melakukan hal yang serupa. Gambar-gambar di hadapannya membuat ia menghentikan seluruh pergerakan.

Tanggal 01 Agustus, hujan pertama di bulan kelahirannya. Bukan itu yang spesial, tapi makhluk lain yang bersama dirinya saat itu.

Jaemin jadi merindukan sosok itu. Tetapi takdir tak berpihak padanya, ia menyangkal segala perasaan rindu yang sudah mendarah di kepala.

"Hujan.." gumam Jaemin. Manik rusa berkilau itu menatap dengan teduh pemandangan bulir kristal yang mengalir dari langit.
"Menjauh lah dariku..."
Kepalanya menunduk setalah itu, lantas dengan lirih ia kembali melanjutkan kalimat yang sempat terputus tadi.
"Tapi, aku mau kamu."

Jaemin tersenyum ketir, sekilat cahaya bening masuk melalui retina terangnya, membuat pria itu mengerjap dan mengusap kelopak mata berulang kali.

Hujan memang fenomena yang paling Jaemin tak suka sejak kecil. Selain memperhambat aktivitas, hujan terkesan sebagai penanda kesedihan, itu seperti sedang menyindir nasib Jaemin.

Tetapi terkadang di saat hujan seperti ini, Jaemin merasa tenang dan di lindungi. Selamanya yang buruk juga pasti akan ada sisi positif nya.

Lama berdiam diri di bawah pohon, Jaemin menatap kesal pada pemandangan di depannya yang tak ada tanda-tanda akan mereda.

Jika begini terus, bisa saja Jaemin ketinggalan pelajaran pertama. Dengan nekat pria itu akhirnya menyalakan mesin motor, berniat melawan hujan meski jaket yang di kenakan nya pasti akan basah.

Di luar pemikiran, ternyata mengendarai motor di tengah-tengah hujan tak seburuk itu. Justru sangat menyenangkan, ada sensasi dingin merambat ke seluruh ruam di permukaan kulit.

AGUSTUS | na jaemin •end• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang