19 Agustus ( Jeno dan masa depannya )

993 174 11
                                    

~ selamat membaca ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ selamat membaca ~









- a g u s t u s -




Pulang sekolah ini aku sendirian, Bunga hari ini tidak masuk karena sakit. Jadi selama seharian di sekolah aku sangat kesepian, beruntung nya tidak ada yang menganggu ku.

Berjalan melewati banyak siswa siswi, hari Jum'at memang selalu seperti itu. Banyak yang merencanakan untuk bermain sepulang sekolah. Di tambah hari Jum'at pelajaran nya selalu ringan.

Puk....

Aku terkejut sekali saat pundak ku di tepuk dari belakang, ku pikir orang-orang yang pernah menganggu ku, namun bukan syukurlah.

"Ngagetin ih!," Dia malah tertawa, membuat ku menekuk bibir kesal.

"Jangan cemberut gitu dong," katanya. "Nih kayak gue senyum," pria itu Renjun tersenyum sangat lebar sampai deretan gigi nya terlihat.

Dengan terpaksa aku ikutan tersenyum. "Nih senyum," kata ku.

"Nah gitu dong,"

Kami berjalan bersama menuju halte. Entah kenapa Renjun mengikuti ku, namun aku juga tak menolak kehadiran nya.

Sepanjang perjalanan kami hanya diam, tak mengobrol, namun Renjun bernyanyi kecil sambil beberapa kali menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan lagu.

Hingga kami duduk di kursi halte, Renjun yang memulai pembicaraan, memecah keheningan kami.

"Besok kita kemana ya enaknya?," Tanya Renjun.

Aku diam sejenak berpikir sebelum menjawab, mata ku berbinar senang saat tiba-tiba suatu tempat terlintas di pikiran ku. "Gimana kalo kita ke taman walet?,"

"Taman kota?," Aku mengangguk antusias, Renjun rupanya tau tempat itu.

"Boleh, gue ikut aja." Katanya tersenyum.

"Kak Jaemin gimana?,"

Renjun diam, namun tak lama ia tersenyum. "Sorry, lupa kasih tau Jaemin hehe," Renjun malah cengar-cengir, membuatku mendengus sebal kepadanya.

Tak lama setelah percakapan singkat kami, bus datang dapat ku lihat dari arah kejauhan. Dengan itu aku berdiri, aku sebenarnya penasaran kenapa Renjun mengikuti ku sampai sini.

"Hati-hati di jalan," kata Renjun yang otomatis membuat ku menoleh ke arahnya.

"Kak Renjun?, Gak ikut naik bus?," Tanya ku, Renjun menggeleng tak memberi tau alasannya apa, hingga bus itu berhenti tepat di depan ku, membuatku terpaksa menahan rasa penasaran ini.

AGUSTUS | na jaemin •end• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang