27 Agustus ( melepaskan )

1K 153 23
                                    

- dia sadar bahwa jiwa yang sudah rusak bagai lipatan kertas tak teratur, tak akan mungkin lagi kembali menjadi kertas bersih seperti semula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- dia sadar bahwa jiwa yang sudah rusak bagai lipatan kertas tak teratur, tak akan mungkin lagi kembali menjadi kertas bersih seperti semula.-

~selamat membaca~













- a g u s t u s -







Di bawah langit yang menampakkan apiknya matahari terbit dan juga sinar ketenangan yang menyatu dengan embun. Di sinilah Jaemin, duduk di antara kusen jendela kamarnya.

Sunrise pagi ini menyapa wajahnya dengan sangat lembut. Nafasnya teratur beriringan dengan oksigen pagi yang tiada tara manfaatnya, berlomba-lomba masuk ke dalam rongga hidung.

Matahari semakin menampilkan wujud, cahayanya pula semakin menyapu bersih permukaan bumi, menerangi setiap sudut yang sempat kegelapan.

Suara kicauan burung di langit-langit, bagaikan alunan musik mewah bagi siapapun yang mendengarkannya. Di ikuti pula terbangnya mereka melewati pandangan Jaemin, menambah kesan elok pagi hari ini.

Setelah empat jam duduk dengan tenang di sana, Jaemin bangkit perlahan, pandangan pertama yang ia tampak adalah cermin. Cermin retak yang di akibatkan tangannya sendiri tiga malam lalu.

Dapat dilihat tampilan dirinya di sana, ia menghembuskan nafas lalu. Menatap ke dalam mata gelap yang penuh kelelahan.

Jaemin ingat dirinya bukan dalam kondisi baik-baik saja. Dia bukan seseorang yang bahunya tegap akan seluruh manusia yang meminta sandaran. Dia juga bukan mata yang bisa terbuka dua puluh empat jam untuk menatap mereka yang tengah menangis. Apalagi dia seseorang yang jiwanya berantakan.

Enam tahun bukanlah waktu yang cukup bagi Jaemin untuk menata kembali balok-balok impian yang sempat rubuh berceceran dalam laut dalam.

Dari sinilah Jaemin yakin, pergi adalah keputusan yang tepat. Meninggalkan luka di mari, dan membawa harapan bahagia ke negeri Paman Sam.

Tapi satu hal yang harus di selesaikan oleh Jaemin lebih dahulu. Ia masih memiliki empat hari sebelum dirinya benar-benar pergi. Tak mau meninggalkan keganjalan yang akan menghantui tiap malam.

Jaemin tau dalam hidup kecewa itu pasti selalu ada. Hari pula akan terus berganti meninggalkan semua luka yang tertoreh kemarin ataupun di hari-hari sebelumnya dalam jangka waktu lama.

Meski demikian, kecewa bukan lagi hal menyakitkan bagi Jaemin. Perasaan tersebut sudah sering terjadi, membuat Jaemin terbiasa akan harapan yang tak sesuai dan berakhir kekecewaan.

AGUSTUS | na jaemin •end• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang