31 Agustus ( tentang akhir ) END

2.7K 198 49
                                    

- tentang luka yang berakhir-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- tentang luka yang berakhir-

~ selamat membaca ~

















- a g u s t u s -









Pagi hari yang berisik seperti biasa di rumah keluarga besar Zhong. Anak bungsunya yang sudah terbiasa dengan pertikaian kedua kakak, memilih diam menikmati sarapan pagi.

Chenle sesekali menatap ke arah televisi, perlu kalian ketahui di ruang makan keluarga Zhong terdapat fasilitas televisi besar yang menghadap tepat ke arah meja dapur, dapat di artikan juga para penghuni meja makan berada tepat di depan televisi tersebut.

Nyonya Zhong menikmati roti selainya sembari membaca topik hangat yang beredar di sosial media. Keheningan terjadi seketika saat nyonya Zhong memekik kaget masih dengan layar ponsel yang menyala.

"Kenapa ma?" Tanya Chenle yang berada paling dekat dengan sang ibu.

Tanpa berbasa-basi, nyonya Zhong mengarahkan layar ponselnya ke sang putra bungsu.

"Liat deh Le, ini kecelakaan beruntun."

Chenle belum membaca artikel yang di sodorkan ibunya, ia langsung memutar bola matanya malas.

"Ya ampun kirain apaan, biasa kali ma kecelakaan terjadi." Ucapnya acuh.

Nyonya Zhong berdecak sebal. "Ini lho masalahnya kecelakaan nya tuh di depan tokonya Tante Nita, tadi malam kan kamu tanya-tanya soal tokonya Tante Nita."

Chenle melebarkan bola matanya, lantas dengan spontan ia menarik ponsel sang ibu, membaca artikel itu dengan perasaan takut.

Tak ada satupun kalimat yang di lewatkan Chenle. Pria berkulit putih itu merasakan jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Gak mungkin, ini bukan plat mobilnya." Chenle mengusap dadanya gusar.

"Kamu kenapa sih dek? Kok panik banget." Kakak perempuan Chenle bertanya, jengah melihat wajah merah sang adik.

"Le kenapa?" Tanya sang ibu, namun tak di gubris juga oleh Chenle.

Pria itu malah beranjak dari meja makan tanpa menjawab pertanyaan keluarganya lebih dulu. Ia berlari secepat mungkin agar segera tiba di kamar.

Masih dengan keterpanikan yang menguasai perasaan, Chenle mengotak-atik nomor seseorang dari layar ponselnya.

Tak ada jawaban panggilan terangkat sejak tadi, membuat hati Chenle semakin dilanda ketakutan tinggi. Ia menghembuskan nafasnya kasar, mengacak surai coklat yang tadinya sudah rapih.

AGUSTUS | na jaemin •end• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang