28 Agustus ( persiapan )

892 155 46
                                    

~ selamat membaca ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ selamat membaca ~
















- a g u s t u s -















"Udah ini aja?" Tanya Siwon seraya memperhatikan barang-barang yang tersusun rapih di ruang tamu.

Jaemin mengangguk. "Baju dua koper cukup kok. Buku nanti beli di sana aja, pasti beda juga sama buku yang di sini. Surat-surat pindah juga udah lengkap." Jaemin menjelaskan pada ayahnya mengenai barang yang akan ia bawa nanti ke Amerika.

"Uang kebutuhan papa kirim seminggu sekali, kalo kurang ngomong."

Siwon duduk di sofa, di ikuti oleh Jaemin. Remaja ini tersenyum simpul.

"Rencana aku mau ambil kerja part time juga di sana."

Siwon menggeleng, sangat tak setuju dengan apa yang di pikirkan putra semata wayangnya.

"Belajar aja yang bener. Gak usah mikirin pekerjaan buat biaya di sana. Mending kalau pinter bisa bagi waktu gitu, kamu kan otaknya rata-rata."

Tidak. Jaemin tidak menganggap ucapan Siwon adalah hinaan, malah sebaliknya ini adalah bentuk kepedulian Siwon terhadap Jaemin.

Hidup sebagai aayah dan anak walau tak akur, sudah membuat Jaemin mengetahui sifat ayahnya seperti apa.

Siwon adalah tipikal ayah yang memberi kasih sayang dan juga kepedulian yang berbeda. Caranya mungkin memang salah dan terlihat menyakiti anak, tetapi cara itu adalah yang terbaik untuk mendidik Jaemin menjadi sosok pria yang Siwon mau.

Cara menasihati Siwon bukan dengan memberikan omongan, melainkan pukulan agar Jaemin jera. Cara menunjukan kepedulian Siwon bukan dengan memberikan kata-kata mutiara atau perbuatan yang menunjukan sifat tersebut, namun dengan ejekan agar Jaemin bisa membuktikan bahwa dirinya layak di puji.

Meski dulu Jaemin sering berpikir ayahnya adalah sumber penderitaan dan kesedihannya selama ini. Tetapi ayahnya adalah orang pertama yang selalu mengatakan salah di setiap langkah Jaemin.

Sejak perpisahan itu Jaemin memang membenci ayahnya, tapi bukan karena Siwon yang sering memukuli Jaemin. Tapi karena Siwon yang menyebabkan Jaemin berpisah dengan sang ibu, yang mana perpisahan itu pula membuat sifat ibunya berubah total.

Sejenak Jaemin merenung, memikirkan ucapan terima kasih seperti apa yang akan dia berikan pada ayahnya.

Berkata-kata manis dengan sang ayah, bukanlah gaya Jaemin. Apalagi sampai memeluk dan mengatakan Jaemin mencintai Siwon, itu sama sekali tidak bisa di bayangkan.

AGUSTUS | na jaemin •end• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang