2. Liliana Choi's Body ✔️

703 109 11
                                    

.
.
.
.
Happy Reading

♥︎nadlvrx♥︎

Saemi tak menaruh atensi apapun pada kemasuk-akalan peristiwa 'pindah jiwa' ini. Ia menggila melihat bagaimana kehidupan Lian dan teman - temannya yang bergelimang harta. Bukan karena mata duitan--tentu. Yang ia pikir hanyalah kehidupannya; Sangwon dan Sangwon seorang.

Jika kehidupannya direnggut, si Perebut harus ikut.

Saemi akan menghalalkan segala cara untuk membuat pembunuh putranya mati, apapun. Termasuk menipu orang-orang terdekat dari perempuan yang sudah ia anggap anak sendiri, Liliana Choi.

Kini pun, Saemi benar - benar mengadaptasikan dirinya sebagai Lian. Tak memikirkan tentang nasib kehidupan gadis muda itu, atau tentang ia yang membohongi semua orang. Ini takdir! Ia yang terbangun di tubuh mantan kekasih putranya, kekasih Lian yang kaya raya, teman-temannya yang mengenal Sangwon dengan baik, -- ini takdir!









































Hari pertama sekolahnya berjalan sangat mulus-- setidaknya hingga detik ini. Saemi menyadari jika Lian tak punya teman di kelasnya selain Heeseung. Ia akan mencoba berteman walaupun Lian yang dulu kemungkinan akan melarangnya. Dengan begitu, ia bisa mengetahui seluk-beluk pertemanan sang Anak di sekolah.

Pelajaran berlangsung biasa, mulai dari sejarah hingga fisika. Ah, Saemi lupa hal terburuk dari kembali muda; Matematika.

Bisa gila. Walau dulu, 17 tahun yang lalu Ia unggul di kelas, tapi memang sedari dulu hingga kini, Ia masih tak mengerti kenapa X dan Y menyelip dalam angka. Jika guru sudah tahu angka apa X dan Y itu, kenapa tak langsung menulisnya saja?? Ya... maksud Saemi-- tak semua orang bercita-cita jadi ahli matematika 'kan?

"Liana, maju!," panggil guru dengan brewok tipis itu. ...untuk kedua kalinya.

"Duhh Pak, saya gak begitu yakin Pak."

"Cepet!"

"Haduh..." Lian merutuki dirinya sendiri, yang kini menjadi perhatian seluruh warga kelas.

Heeseung, yang duduk di sebelah Lian melirik sebentar pada wajah panik sahabat sejak oroknya. Hingga akhirnya Heeseung putuskan berdiri dan berjalan ke depan. Menggaet perhatian seluruh siswa padanya seorang.

Ia terlihat membisikan sesuatu pada Guru Matematika.

"Yaudah, kamu aja yang ngerjain," ucap Siwon akhirnya.

Heeseung menurut, meraih kapur dan mulai menggoresnya di papan tulis. Lian langsung menghela napas lega. Untung terselamatkan. Entah bagaimana jadinya jika Ia maju dan tak bisa mengerjakan apapun. Pasti akan sangat memalukan.

"Kamu bisikin apa tadi?," tanya Lian setelah Heeseung duduk kembali.

"Lo jangan risih ya, ini demi nilai lo. Gua bilang lu tembus jadi gak bisa berdiri," bisiknya.

"Assstaga. Makasih si, tapi kamu gak boleh bohong Heeseung!" Lian cemberut dan memukul jidat lelaki tampan itu dengan pulpen di tangannya.

ABG Again ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang