6. Liliana Choi's Life

469 91 14
                                    

.
.
.
.
Happy Reading

♥︎nadlvrx♥︎


"Choi Lilian, ikut bapak ke ruang kepsek!" Panggil guru bertubuh tambun dari pintu kelas.

Lian yang sibuk mengerjakan tugas langsung menoleh bingung. Tanpa ke guru konseling terlebih dulu, langsung ke kepala sekolah. Apa lagi kalau bukan Uang yang dituju? Dengan ragu Lian berdiri lalu mengikutinya.

Selama perjalanan ia hanya bisa menunduk, tak nyaman karna seluruh siswa sepanjang koridor menatapnya tak suka. Padahal sudah hari ketiga sejak skandal itu membludak ramai, lirikan-lirikan itu masih sama sinisnya.

Sampai di ruang kepsek, Lian melebarkan mata. Lurus dari hadapannya sudah terduduk tegap dengan wajah merah padam seorang Pria paruh baya yang setahu Saemi adalah ayah kandung Lian. Pria yang hanya pulang sebulan sekali saking sibuknya itu, kini melipat tangan di depan dada. Memperhatikan Lian dari atas hingga bawah penuh terkaan buruk. Seakan mengetahui semua cerita tentangnya.

"Baik Lian, silahkan duduk." Intruksi Siwon selaku walikelasnya.

Lian akhirnya melangkah masuk dan duduk di sebelah ayahnya.

"Jadi yang di foto itu benar adanya?" Tanya wakil kepala sekolah.

Lian membisu sejenak, lalu menggeleng. "Lian hilang ingatan pak, Lian gak inget apa-apa," jawab Lian seadanya.

"Denger ya Nak!" Seru si Kepsek tiba-tiba saja. "Walau pembully-an itu lumrah di negeri kita, tapi enggak di sekolah ini! Sekolah kita terkenal dengan pergaulannya yang sehat, tanpa pembully apalagi preman. Sekolah ini udah bertahun-tahun punya reputasi bagus, dan kamu hancurin dalam sehari! Sekarang gimana tanggung jawabnya saya tanya?! Mau foto itu bener atau gak, nama sekolah ini udah kotor dimata masyarakat!" Pria 50 tahun berwajah besar itu membentak-bentak murka.

Lian mengernyit heran, apa-apaan itu?! Jauhnya dari kata adil setara jarak dari Burj Khalifa ke dasar palung Mariana. Benar-benar egois. "Iya pak! Udah terlanjur 'kan? Makanya mau bapak hukum saya atau enggak, nama sekolah kita udah kotor! Lagian reputasinya aja bagus, dalemnya apaan. Pemimpinnya aja begini, udah gak adil, mata duitan lagi! Bapak jangan gak terima saya ninggiin suara kaya gini, bapak yang mulai duluan!" Pendapat Lian langsung membuat yang lain melebarkan mata, tak bisa berkata-kata.

Si Kepsek masih dengan mata melototnya, "Baik. Liliana Choi, kelas 11 IPS 3, hari ini saya resmi keluarkan dari sekolah!"

Duk...

Choi Minho-Ayah Lian melempar sebuah koper hitam ke atas meja.

"Selesai?" Ia mengangkat alis. Tanpa menunggu jawaban, Minho berdiri lalu menarik tangan Lian keluar ruangan.

Menyisakan guru-guru itu terbungkam semua.

Tak hanya keluar ruangan, Minho melangkahkan kaki jenjangnya menuju parkiran, masih dengan menarik tangan si Putri sulung. Setelah memasukannya ke mobil, Minho langsung menancap gas sekencang mungkin menuju rumah.

Lian mematung, ia bergeming total. Sang Papa benar-benar marah.

Sampai di garasi kediaman keluarga Choi, Minho segera membuka seat belt, keluar dan membanting pintu mobil, lalu berjalan ke pintu sebelahnya. Ia membuka pintu dan menarik kasar lengan Lian. Menyeretnya menuju ruang kerja.

Kandas sudah harapan Saemi tentang Minho yang tak mungkin memukul anak perempuannya. Kini sang Papa sudah mencengkram sebilah rotan. Telapak tangan Lian ditengadahkan, lalu cambukan demi cambukan si Kepala Keluarga layangkan. Menciptakan guratan merah yang begitu perih, Lian menangis.

ABG Again ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang