24. Adil

214 35 51
                                    

.
.
.
.
Happy Reading

ini chapter ending kok malah paling gak ngefeel dari pada chapter lain😭
maaf😓😓

♥︎nadlvrx♥︎

Marmer putih itu penuh darah.

Bukan, bukan milik Jay.

Lurus dari pandangan, di depan jendela favoritnya, terlihat tumpukan mayat tak berbusana. Berlumuran darah segar, entah dari mulut, hidung, hingga lubang mengenaskan akibat peluru di perut-perut itu.

"Lian?"

?!

Tersentak langsung si Pemilik Nama mendengar panggilan serak dari samping kanannya. Itu Jay. Yang dengan jelas bisa ia lihat kalau di tangan pria itu terdapat senjata api.

"Jangan kesini!" Lian sekuat tenaga berdiri dan meraba kantong jaketnya yang terdapat pisau berkarat; bekas pembunuhan Sangwon.

"Ini beneran kamu, sayang? Bukan halu 'kan...?" Jay dengan wajah haru melangkah mendekat.

"DIAM, JAY!" Lian semakin panik menodongkan pisau di tangannya. Bagaimana jika dirinya nanti bernasib sama seperti pelayan-pelayan itu?

Namun, setelah Lian lihat lebih jelas, sekujur tubuh Jay tak terdapat darah sama sekali. ...ia bingung.

"Oh wow, dari mana kamu dapat pisau itu?"





















































































































































Bukan Jay yang bertanya, tapi Jungwon.












"Jangan deket-deket dia, Jungwon! Dia pembunuh!" Lian menarik tangan anak itu hingga berada di belakangnya. "Dia yang ngebunuh semua orang itu, dan... Sangwon."

"...Sangwon?" Jungwon bertanya, ia berjalan ke hadapan Lian. "Sangwon mantanmu itu??"

Lian sontak mengernyit bingung. Ada apa dengan cara bicara Jungwon? Dan... kenapa tak ada ketakutan sama sekali di matanya setelah melihat gundukan mayat itu??

Jungwon mengambil alih pisau dari tangan Lian. "Kamu lupa?? siapa yang bunuh pria bodoh itu??"

"Lian, lari!" Jay berseru tiba-tiba.

"Maksud kamu apa, Jungwon??"

Anak itu ikut mengernyit, "Jungwon?? Lian, my love, ini aku, Johnny." laki-laki yang kini tingginya sudah setara dengan Lian itu menangkup bahu Lian. Matanya yang terlihat kosong menatap kedua manik Lian bergantian.

Di sisi lain, Jay tengah dilema. Ini pertama kalinya ia berhadapan langsung dengan sosok itu. Selama ini, sosok gila adiknya selalu bersembunyi ketika dirinya hadir di sekitar Jungwon. Namun kini?

Satu yang ia ingat dari perkataan Soobin --psikolog Jungwon, jika sosok itu berani keluar; ia harus lari. Jangan berani mendekat atau sisi gila Johnny benar-benar akan bertambah parah.

Yang mana membuat Jay frustasi, ia tak bisa melakukan apa-apa ketika Lian berhadapan dengan jiwa yang tak jauh beda dari malaikat pencabut nyawa itu.

ABG Again ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang