.
.
.
.
Happy ReadingKalau ada typo tolong kasi tau🥰🙏
♥︎nadlvrx♥︎
Sampai di hotel milik sang Ayah, Jay melenggang begitu saja. Lian susah payah mengejarnya."Semenjak lupa ingatan, bahasa lo jadi formal kan? Pake hari ini seformal mungkin." Ucap Jay pada wanita yang kini berada dalam gandengannya. Lift pun naik menuju penthouse. Lian mengangguk lalu mencoba menormalkan nafas dan membenahi penampilannya.
"Selamat malam, nyonya Park." Lian membungkuk sopan pada ibunda Jay.
Setelah duduk berhadapan, mereka memulai berbincang. Percakapannya benar-benar membuat Lian merasa sangat tak nyaman. Ibu Jay terus membandingkan Lian dengan wanita yang sebelumnya hendak dijodohkan dengan Jay.
"Jay yakin, bener-bener suka sama dia?" Tanya Bunda Jay remeh.
Yang ditanya tersenyum dan menggenggam jemari Lian, "pasti, Bunda. Cantiknya Jay sempurna banget, kan?" Jay tersenyum semakin manis lalu mengacak rambut Lian.
Saemi ingin muntah saja mendengarnya.
"Kamu punya kelebihan apa? Paling cuma jadiin Putraku ATM berjalan." Tuduh Bunda Jay sinis.
Jangan lupakan, Saemi itu ibu-ibu. Mulutnya setajam silet juga jika sedang menyindir.
"Gak perlu khawatir, buk. Kalau aja hatiku gak berdegup kencang pas melihat Putra ibu, saya gak akan mau menjalin hubungan sama bocah arogan ini. Apalagi ketemu Ibu, yang mulutnya dari tadi nyerocos gak berhenti. Saya salut sama ayah Jay karna bisa tahan ngedengernya setiap hari." Ucap Lian panjang lebar, diakhiri senyum ceria penuh arti.
Jay menatap horor pada sahabatnya itu dan langsung menyenggol pinggang Lian dengan sikutnya. "Gak gitu juga anjir." Formal sih formal, tapi bukankah itu terlalu frontal??
Ibu Jay terlihat melebarkan mulut dan matanya, namun ekspresi kaget itu langsung tegantikan dengan senyum juga kekehan. "Ini yang Bunda cari!," serunya.
Membuat Jay dan Lian saling menatap kebingungan.
"Maaf ya, kalau omongan Bunda nyakitin kamu, itu cuma tes kok." Bunda Jay mengelus lembut pundak Lian.
"Hebat Jay, kamu harus nyari perempuan yang berani. Jangan cuma gitu aja udah nangis-nangis ke orang tuanya." Bunda Jay menepuk bahu Putranya bangga.
Mereka terkekeh sedangkan Lian tersenyum malu.
"Oh ya, kemana Ayah?" Tanya Jay.
"Toilet. Lama banget ya." Jawab Bunda Jay. Tapi beberapa detik setelah itu, pria yang mereka bicarakan datang.
"Maaf udah nunggu lama." Ujarnya seraya mendudukan diri di kursi sebelah sang Istri.
Lian bukannya menyapa, Ia malah... terdiam?? Matanya tak lepas dari wajah Ayah Jay. Detak jantungnya tak karuan, nafasnya berat, dan mungkin wajahnya pun memucat saat ini, membuat ketiga orang lainnya memberi tatapan bingung.
"Jay, aku harus ke kamar mandi," ujar Lian setengah panik.
Jay langsung mengantarnya, dan menunggu di depan pintu. Yang di dalam mencoba menentralkan nafas. Lian menatap refleksi dirinya dalam cermin, pikirannya bergelut kacau. Ia memukul-mukul dadanya. Sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABG Again ✔️
Fanfiction"Saya aslinya ibu-ibu loh, kak." ... Jung Saemi, wanita paruh baya itu terbangun di tubuh seorang gadis muda yang dikenal kasar dan beringas; Liliana Choi. Alih - alih memikirkan cara untuk kembali seperti semula, ia memanfaatkan situasi untuk menc...