16. Bukan Tempat Singgah

385 68 93
                                    

.
.
.
.
Happy Reading

Jangan berpikiran bahwa Lian bodoh karena melupakan kekasih posesifnya. Ia membeli minuman itu untuk Jay sebenarnya, tapi Lian pikir... Jay akan kembung jika minum dua botol di waktu yang sama, Chaehyun kan sudah memberinya duluan dan Jay menerima dengan senang hati.

♥︎nadlvrx♥︎


"See you, Rik!" Seru Lian selagi tangannya ditarik oleh Jay. Ia berbalik arah dan mengikuti langkah kekasihnya itu dengan tatapan malas pada tautan tangan mereka.

"Gatel banget si jadi cewek!" Bentak Jay kala sampai di belakang gor sekolah dimana tak ada seorang pun di sana.

"Gitil bingit si jidi ciwik" Lian mencibir.

"Gue serius!"

"Gue juga!"

"Lo harusnya hati-hati Lian, lo se-- gak peduli itu kah sama perasaan gue?? Lo gak tau rasanya cemburu?? Ini sakit loh, bisa aja tadi gue langsung tonjok tu anak di depan lo kalau gue gak tahan."

Lian menghembuskan napas panjang, sangat tidak tahu diri. Ia kira Lian buta hingga tak melihat kejadian yang membuat seisi lapangan menyoraki kedua pelakunya tadi?? Menyebalkan. "Tanya diri sendiri coba, lo gak tau rasanya cemburu? Lo harusnya hati-hati!"

"Why? Chaehyun?? Gue gak ada urusan lagi sama dia, dia bukan siapa-siapanya gue. Lo gak perlu cemburu!"

"Gak perlu cemburu?" Lian menatap Jay tak habis pikir. "Lo liat sekarang satu sekolah ngeship lo sama dia gara-gara tadi, dan lo bilang apa? Gak perlu cemburu??"

"Mau satu dunia ngejodoh-jodohin gue sama dia juga gue gak akan mau! Gue cuma mau sama lo!"

"Cih, cowok buaya kayak lu mana ngerti."

"Iya, gue gak ngerti! Tapi lo ngerti banget kalau gue bakal marah dan cemburu liat lo deket-deket sama orang itu. Sengaja? Sengaja mau bikin gue marah?? Mau cari ribut lagi?? Iya?!"

"Apasi?! Denger ya, selama tu air pemberian dia masih ada di perut lo, gue gak akan mau liat apalagi ngobrol sama lo. Bye!" Lian berjalan pergi sesegera mungkin.

"Oke, kalau gitu gue muntah sekarang!" Ancam Jay.

Lian sontak menghentikan langkahnya dan berbalik arah menghadap sang Kekasih lagi. Jay tak main-main, lelaki itu sudah menunduk dengan tumpuan tangan kiri kelutut, dua jari kanannya masuk ke dalam mulut entah mungkin untuk menoreh pangkal tenggorokannya atau hanya pura-pura saja.

"Bego!" Lian menghampiri Jay lagi dan menarik tangan kekar itu keluar dari mulutnya. Jay langsung terbatuk-batuk. "Ngapain si?? Jangan aneh-aneh deh!," bentak Lian.

"Mending gue muntah sekarang daripada harus dicuekin lo seharian."

Lian tergagap , "c-cuma delapan jam kok."

Jay tiba-tiba menarik Lian kedalam pelukan. "Ck, enggaa. satu detik aja gue gak sanggup sumpah. Gue harus kesiapa lagi kalau lo gak ada? Gue cuma punya lo, Lian. ... gue minta maaf, mulai sekarang gue gak bakal lakuin interaksi apapun sama dia. Siapa lagi? Gue harus jauhin siapa aja? Sebutin. I'll do my best biar cantiknya gue gak cemburu lagi."

Lian menggeleng, "enggak, Jay. Gak gitu juga, gue gak mau bikin pergerakan lo terbatas. Lo boleh deket sama siapa aja, bahkan mantan lo sekalipun. Tapi inget, pastiin kalau hati lo cuma dan selalu buat gue, Jay. Gue egois boleh ya? Lo cuma punya gue, lo gak boleh, gak boleh ngelirik siapapun kecuali gue." Lian menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang Tempat Hati, menikmati alunan detak jantungnya untuk waktu yang singkat ini.

ABG Again ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang