"Nathan!" panggil tante Regina, lelaki yang itu berjalan ke arah kami dan duduk di samping om Regan
*yeyy Nathan, hayoo siapa yg tebak misterius guy?
"Di, kamu sama Nathan temenan kan?"tanya mama Gina, ku lihat Aldi yang mendengar itu pun mengangguk menyetujui ucapan mama
Lalu kami memakan makanan kami, lalu ku lihat mama Gina dan papa Alex yang sesekali berbincang dengan tante Regina dan om Regan
Aku terus memakan makananku tapi ku lihat Nathan yang terus menatapku
"Ahh, kenapa dia selalu menatap ku sih" bantin ku kesal, sangat kesal. Aku menghabiskan makananku dengan cepat karena jujur saja aku sudah bad mood
"Zee, kamu wakil ketua osis ya di sekolah?"tanya tante Regina tiba-tiba
"Iya tante"jawabku tersenyum canggung
"Nathan, nakal gak di sekolah, Zee?" tanya tante Regina lagi, lalu ku alihkan pandangan ku ke arah Nathan, dan dia masih menatapku
"Gak tan"jawabku jujur karena memang menurutku Nathan termasuk anggota Leader yang jarang membuat masalah dan ku perhatikan dia tipe cowok pendiam
"Syukurlah, jagain Nathan di sekolah ya? biar gak nakal" kata tante Regina
Aku yang mendengar itu hanya mengangguk dan tersenyum, walau dalam hatiku sebenarnya aku malas
Kami semua sudah menghabiskan makanan kami dan setelah itu berbincang-bincang sebentar, iya maksud dari sebentar itu adalah 2 jam, karna sekarang ku lihat jam sudah menunjukan pukul 20..30 dan kulihat mereka masih ingin berbincang lagi, aku mendengus kesal
"harusnya aku tidak usah ikut saja"batinku
"Zee, kamu mau pulang duluan? papa sama mama masih mau ngobrol, kamu duluan aja sama Aldi" kata papa yang memperhatikan kejengahan ku
Aku dan Aldi menatap satu sama lain lalu mengangguk, namun
"Saya aja yang antar Zee, om" celetuk Nathan tiba-tiba, aku yang mendengar itu sontak menoleh ke arah papa dan ku lihat papa mengangguk lalu kulihat ke arah Aldi dan dia juga menyetujui ucapan Nathan
Aku mendengus lagi, padahal orang ini adalah yang paling ingin ku hindari, kulihat lagi ke arah Aldi dan membuat isyarat bahwa kau tidak mau, tapi
"Lo sama Nathan aja kak soalnya gue mau ke suatu tempat dulu, takutnya kalau lo nunggu gue malah kelamaan" jelas Aldi
Aku yang mendengar itu hanya pasrah lalu mengangguk karena aku juga tidak ingin berlama-lama di luar
"Kita duluan ma, pa, om, tante" pamit ku lalu menyusuli Nathan yang sudah ada di luar restoran
"Nih" kata Nathan menyodorkan helm kepadaku, aku menerima helm itu lalu memakainya
Kulihat Nathan yang sudah menaiki motor sport nya lalu ia menyuruh ku untuk naik. Tapi masalahnya aku tidak pernah menaiki motor yang besar dan juga aku tengah memakai rok
"Lo gak biasa naik motor kayak gini" tanya Nathan yang menyadari kebingungan ku dan aku pun mengangguk, ku lihat Nathan turun dari motornya lalu tiba-tiba aku merasa tubuhku terangkat dan sudah pantat terduduk di atas motor, ku arahkan pandanganku ke Nathan
"Lo kan gak biasa" kata Nathan lalu ia menaiki motor dan bersiap-siap menyalakan motornya
"Pegangan" kata Nathan, aku pun lantas memegang besi yang ada di belakang motor. Dan ku dengar dia menghela nafas lalu tiba-tiba aku melihat tangan Nathan memegang tanganku dan membawa tanganku memeluk dirinya
"Oh, ternyata pegangan seperti ini yang dia maksud" batinku lalu memeluk pinggangnya erat, lalu kulihat dari kaca spion bibir Nathan yang tersenyum lebar, aku bingung kenapa dia tersenyum tapi aku tidak mempedulikan nya dan motor Nathan pun melaju menuju rumahku
Kami sudah tiba di depan rumahku, aku agak kesulitan turun karena agak tinggi sementara badan ku ini pendek, Nathan menyadari itu dan turun dari motor lalu ia menurunkan ku
"Makasih dan hati-hati " kataku lalu akan melangkahkan kaki ke dalam rumah namun tiba-tiba tangan Nathan menarik ku dan ia mendekatkan muka nya di samping telinga ku
"Good night" kata Nathan lalu menyalakan motornya dan melajukan motornya meninggalkan rumah ku, aku pun berjalan memasuki rumah
😸😸😸😸
Good Night semuanyaa
Stay Safe
See you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blenzee
Teen FictionCerita tentang seorang gadis yang bertransmigrasi ke dalam tokoh figuran.