00. Pertengkaran dan Penyesalan

192 26 6
                                    

Hallo pren, karya pertama aku, semoga sukaa. Ngga si bukan pertama, udah berkali kali tapi di hapus karna alurnya ga jelas. Oke semoga yang ini berhasil!

|KASIH TAU YA PREN KALAU ADA TYPO|

Dua orang remaja berlawanan jenis terlihat tengah duduk di sebuah cafe, cafe yang sepi pengunjung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua orang remaja berlawanan jenis terlihat tengah duduk di sebuah cafe, cafe yang sepi pengunjung.

"Al, kalo Lo gini terus gue jadi bingung, harus bertahan atau mundur. Lo terlalu abu abu"

Devina Derandra panggil saja Vina, dia duduk berhadapan dengan laki laki yang katanya kekasih nya.

"Sorry" ucap laki laki di hadapan nya Alden Sanjaya.

Devina terkekeh sinis "Terus aja terus minta maaf, ulangi lagi. Gitu aja sampe puas! Gue cape Al! Cape!" Sentak nya.

"Ya sorry! Gue tau gue salah, namanya juga manusia!" Sentak Alden tak kalah kencang.

Devina berdiri dari duduk nya, dia menunjuk wajah laki laki di hadapan nya "Lo! Keterlaluan!" Setelah itu dia keluar dari cafe tersebut. Meninggalkan Alden yang hanya diam tanpa berniat mengejar gadis cantik tersebut.

"argh! Anjing!"

Devina, gadis yang tadi pergi begitu saja meninggalkan cafe juga meninggalkan kekasih nya kini sedang termenung di balkon rumah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Devina, gadis yang tadi pergi begitu saja meninggalkan cafe juga meninggalkan kekasih nya kini sedang termenung di balkon rumah nya. Tangan nya memegang sebuah foto.

"Ayah, bunda, Vina kangen. Kalian ga kengen Vina? Vina sendiri loh di Indonesia, kayak nya kalian betah banget deh di luar negri. Udah lima tahun Vina di tinggal sama kalian ke luar negri. Vina kesepian." Tutur nya menatap foto yang ia pegang, matanya mengeluarkan air mata sangat deras.

Malam hari ini cuaca sangat dingin disertai gerimis, seolah alam tahu kalau Devina sedang hancur malam ini.

Air matanya terus mengalir "Vina kesepian, Vina juga butuh kasih sayang kalian. Disaat Vina rapuh kayak gini, kalian ga ada, Vina ga bisa curhat. Ga ada tempat keluh kesah di hidup Vina."

Devina menghela nafas mencoba menenangkan diri nya. Tangan nya perlahan mengusap pipi yang basah karna air mata.

Matanya beralih menatap hujan yang semakin deras. Dia bangun dari duduk nya berjalan masuk kedalam kamar, tidak lupa mengunci pintu balkon nya.

DEVINA [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang