08. Alden Banyak Tingkah

36 9 0
                                    


[KASIH TAU YA PREN KALAU ADA YG TYPO]

"Ayah! Bunda!" Teriak Devina kegirangan, dia berlari kencang menubruk tubuh tegap ayah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah! Bunda!" Teriak Devina kegirangan, dia berlari kencang menubruk tubuh tegap ayah nya.

"Ayah Vina kangen" rengek nya kecil, matanya mulai menurunkan air mata.

Devina menoleh ke samping nya.

"Bundaa Vina kangen banget" Devina beralih memeluk sang bunda.

Dua manusia yang Devina panggil ayah, bunda tersebut tersenyum hangat.

"Nanti pelukan lagi, kasian bundanya cape. Istirahat dulu ya" Ucap ayah Devina yang bernama Gerall. Dia mengusap lembut rambut putrinya yang cukup panjang.

Devina perlahan melepaskan pelukan nya.

"Nanti ke ruang keluarga ya, Vina kangen mau manja manja sama ayah bunda" ucap Devina sedikit cemberut.

Mereka berdua mengangguk setelah itu pergi ke kamarnya untuk meletakan koper bawaan nya.

Gerall dan Nia kembali menghampiri Devina yang berada di ruang keluarga, seperti apa yang di ucapkan Devina tadi yang menyuruh mereka untuk ke ruang keluarga.

"Bundaaa" rengek Devina seperti anak kecil.

"Kangen ayah sama bunda banyak banyakkk" rengek nya sekali lagi.

Mereka tersenyum hangat, menyalakan tv, menonton tv bersama dengan tawa yang mengudara.

"Non" Panggil bi Sarti.

"Non bangun, udah pagi" panggil Bi Sarti sekali lagi dengan tangan yang menggoyangkan bahu Devina pelan.

Devina mengerjapkan matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang berada di kamarnya.

"Ayah bunda mana bi?" Tanya Devina membuat bi Sarti mengerutkan kening nya.

"Tuan, nyonya? Bibi ngga tau"

"Tadi mereka ada di rumah ini bibi, di bawah"

"Ngga ada non. Kayak nya non mimpi deh" Ucapan Bi Sarti baru saja membuat Devina menghela nafas lesu. Hanya mimpi.

"Yaudah Vina mau cuci muka dulu"

Bi Sarti mengangguk "Bibi ke dapur lagi ya non"

Devina balas dengan anggukan sekilas, lalu gadis itu turun dari tempat tidurnya, berjalan lunglai ke arah kamar mandi.

Setelah cuci muka, Devina kembali ke kasurnya duduk termenung memikirkan mimpi tadi, mimpi yang terasa seperti nyata.

Hari ini Devina tidak bersekolah, setelah bermain hujan hujanan kemarin Devina dan Alden kompak jatuh sakit. Mereka berdua demam.

Devina sebenar nya sudah sembuh dari demam nya, hanya saja bibi nya itu sedikit posesif, bibi nya yang melarang nya untuk sekolah hari ini. Alden pun sama, melarang Devina bersekolah hari ini, dia menyuruh Devina untuk istirahat saja sehari ini.

DEVINA [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang