23. Ayah?

18 4 0
                                    


Devina berlari tergesa gesa di tangga rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devina berlari tergesa gesa di tangga rumahnya. Hari ini adalah hari Senin, tak terasa memang dan gadis itu terlambat untuk bangun.

"BI! Vina berangkat dulu ya ASSALAMUALAIKUM" Teriak nya berpamitan.

"MAKAN DULU NON!"

"GA SEMPET BI!"

Di pagi pagi buta seperti ini, kediaman Devina sangat ramai dengan teriakan teriakan. Devina berlari dengan dasi yang masih ditangan nya.

"PAK AYOK ANTERIN VINA!" Teriak gadis itu tepat di hadapan mobil keluarganya. Sebenarnya itu mobil dirinya, satu tahun lalu tepat dia sudah memasuki SMA gadis itu di kirimkan mobil, katanya si dari orang tuanya.
__

"Vina! kamu ini kenapa telat?!" Sentak seorang guru.

"Maaf pak, kesiangan"

Guru tersebut berdecih "Alasan!"

"Maklum kali pak, namanya juga manusia" Ucap Devina santai.

Guru tersebut membelakakan matanya, dia berdecak pinggang menatap tajam Devina yang kemudian menghela nafas mencoba meredam emosinya.

"Karena kamu baru kali ini telat, saya beri keringanan. Setelah upacara selesai nanti, satu jam kamu berdiri hormat di lapangan!. Itu hukuman kamu."

Devina diam, menghela nafas lelah, kemudian mengangguk. Tidak ada bantahan atau komplain, karena Devina sadar memang ini kesalahannya. Andai saja tadi malam dia tidak lupa menghidupkan alarm di handphonenya, mungkin gadis itu sekarang sudah berdiri di tengah tengah lapangan di antara ribuan murid.

Gadis itu baru saja sampai di parkiran sekolah yang kebetulan gerbang masih terbuka dan langsung berpapasan dengan guru BK nya.

Devina berjalan menatap ribuan murid yang sedang mengikuti upacara. Dihatinya tiba tiba terbesit firasat yang menyatakan ada hal buruk yang akan terjadi. Semenjak Bundanya menelpon waktu itu, hati Devina jadi resah. Dia juga tidak tau karena apa hatinya resah.

Bermenit menit dia termenung berperang dengan fikiran nya hingga tak terasa upacara sudah selesai. Kini, waktunya gadis itu menjalankan hukuman. Dia berjalan ke tengah tengah lapangan saat dirasa semua murid sudah memasuki kelasnya masing masing.

Sangat malas sekali, Tidak hanya dirinya yang di hukum, ada beberapa murid bandel lainnya.

Kalau saja tidak ada petugas Osis yang menjaganya, mungkin Devina sudah melarikan diri dari tadi.

Berjam jam di lewati gadis itu, ia menunduk menyeka keringatnya. Pelajaran pertama sudah selesai, buru buru gadis itu melangkah pergi meninggalkan area lapangan. Bukan ke kelasnya melainkan ke belakang sekolahnya, taman tempat tujuan gadis itu.

Gadis itu menghembuskan nafas leganya saat sudah terduduk di rerumputan. "Gila cape banget, padahal cuma berdiri doang" Keluhnya.

Keringat masih bercucuran di dahinya. Hari ini gadis itu berniat membolos satu pelajaran. 

DEVINA [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang