04. Azka

45 12 1
                                    

|KASIH TAU YA PREN KALO ADA YG TYPO|

"Aw" Gadis cantik itu meringis ketika dia mencoba untuk duduk di kursi taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aw" Gadis cantik itu meringis ketika dia mencoba untuk duduk di kursi taman. Devina, gadis tersebut kembali ke taman yang tadi dia dan Alden kunjungi.

Entahlah fikiran nya sedang kacau, dia masih enggan pulang kerumah.

Devina menatap siku nya, dia meniup niup kecil luka nya itu.

"Kok sakit si, tadi aja ngga" gadis tersebut menggerutu kecil dengan bibir yang mengerucut. Lukanya baru terasa perih, dia tidak suka itu.

"Bundaaa mau nangis lagi kan" rengek nya pada dirinya sendiri. Dia berbicara seolah olah ada bunda nya di samping, nyatanya tidak ada Sama sekali.

"Perih banget yang di lutut aduh" keluh Devina, matanya sedikit berkaca kaca.

"Vin!" Panggil seseorang dari arah samping.

Orang tersebut berlari ke arah nya "Lo kenapa astagfirullah" menatap luka pada siku dan lutut Devina.

"Ke serempet mobil tadi Az" jawab Devina dengan bibir yang masih setia mengerucut. Orang yang tadi memanggil nya itu adalah Azka teman Alden.

"Sakit banget, perih" keluh nya lagi.

Azka berlutut dihadapan Devina "Kok bisa sampe gini si, gimana ceritanya"
Azka terlihat khawatir, wajah nya menunjukan ekspresi tersebut, sangat terlihat.

"Ya bisa lah oon!" Balas ketus Devina.

"Aw sakit Azka ish!" Devina mengepak tangan Azka yang sengaja menyentuh lukanya. Mata Devina sudah sangat berkaca kaca, kenapa jadi lemah sekali dia.

"Eh eh jangan nangis, maaf maaf ga sengaja" Azka panik sendiri melihat wajah Devina yang memerah dengan mata yang berkaca kaca.

"Perih banget serius kalo di gerakin Az"

"Iya iya gue juga tau, gue tiupin ya pelan pelan. Abis ini ke rumah gue biar di obatin mama" dengan lembut dia meniup luka Devina yang berada pada lutut nya, tangan nya mengusap usap pinggiran lutut Devina yang tidak terluka guna mengurangi rasa sakit nya.

"Mana lagi yang luka" tanya Azka. Devina menunjukan siku kanan nya.
"Ini" kata nya.

Azka meringis pelan. "Sekarang pulang dulu ke rumah gue, biar mama obatin luka nya ya, bisa jalan ga?"

"Bisa, tapi bantu" Ucap Devina, Azka mengangguk. Kebetulan sekali dia membawa mobil mama nya.

Dia tadi habis dari Alfamart membeli pesanan mama nya, sudah biasa memang malam malam mama nya selalu meminta di belikan ini itu. Sekalian jalan jalan malam bukan.

Tanpa disengaja dia melihat Devina duduk sendirian dengan sesekali meringis, buru buru saja dia menghampiri Devina tadi.

Devina malam ini menggunakan celana jeans longgar panjang, dengan baju yang kelonggaran lengan pendek se siku. Tadi sebelum berangkat Alden sudah menyuruh Devina untuk memakai baju lengan panjang, tapi Devina kekeh untuk memakai baju berlengan pendek tersebut. Katanya dia suka dengan udara dingin, jadi dia memaksa untuk tetap memakai baju lengan pendek saja.

DEVINA [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang