DEVINA [TIDAK DILANJUTKAN]

01. Pengganggu

|KASIH TAU YA PREN KALAU ADA YG TYPO|

"Pagi cantik" Sapa Alden di depan rumah Devina ketika melihat Devina keluar rumah dengan pakaian sekolah yang sudah rapih.

"Pagi"

"Bisa naik sendiri?" Tanya nya. Motor Alden sangat tinggi di ukuran tubuh Devina yang terbilang pendek.

"Bisa lah, Lo lupa gue pernah manjat pohon, yakali naik motor ginian ga bisa" Balas Devina.

"Iya deh iya" Alden menyodorkan helm motor yang sengaja dia bawa kepada Devina.

"Pegangan nya gini" Alden Manarik tangan Devina untuk melingkar di perut nya. Kebiasaan Devina kalau naik motor bersamanya selalu berpegangan pada baju saja, kadang tidak sama sekali berpegangan.

"Kan kalo gini enak di liat nya, masa pacaran pegangan nya kayak ke tukang ojek" tutur Alden lembut.

Devina berdecak "Udah ah ayok, nanti telat"

"Iya sayang iyaa"

Setelah itu Alden menjalan kan motor nya menuju sekolahan.

Sesampai nya di parkiran sekolah, Imelda gadis yang kemarin jalan bersama Alden menghampiri mereka.

"Pagi Al" sapa nya riang. Alden yang semula sedang berkaca di kaca spion, beralih menatap orang yang menyapa nya.

"Eh Mel? Pagi juga" Alden membalas dengan tersenyum.

Devina yang melihat adegan tersebut memutar bola mata malas. Lalu berucap "gue duluan"

Sebelum Devina pergi Alden terlebih dahulu mencekal pergelangan tangan Devina.

Dia menata Imelda yang sedang menatap mereka "Kita duluan" ucap Alden lalu menarik Devina pergi meninggalkan Imelda.

Imelda menghela nafas lalu ikut pergi meninggalkan parkiran sekolah.

Pelajaran Matematika sedang berlangsung di kelas 11 IPA 2, SMA Cendana.

"Materi kali ini kita akan membahas tentang Logika matematika. Apa si logika matematika? Ada yang tahu?" Tanya guru di depan yang biasa di panggil Bu Anah.