Bab 15

7.1K 547 5
                                    

Keesokan harinya Laura tersadar. Tubuhnya terasa sangat lemas dan hampir tidak merasakan tubuhnya sendiri. Dia menatap orang yang ada di sampingnya, itu Rafaella. Dia juga melihat Claudia dan Marcus yang tidur di sofa.

Dia haus.

Laura mencoba menggapai gelas yang ada di sampingnya tapi itu terlalu jauh. Tangannya tidak sampai. Dia harus membangunkan Rafaella, Laura sangat haus sekarang.

"R-rafaella" ucap Laura.

Rafaella langsung terbangun. Dia berdiri lalu menatap Laura, lalu Rafaella mencium bibir Laura sebentar.

"Selamat pagi Bebe" ucap Rafaella.

"P-pagi. Air" ucap Laura pelan.

Rafaella langsung mengambilkan air dan memberikan air itu pada Laura. Dia langsung meminum air itu dengan cepat, tenggorokannya sangat kering.

"Bagaimana perasaanmu?" Ucap Rafaella.

"A-aku tidak tahu" ucap Laura.

"Kau mengingatku?" Ucap Rafaella lagi.

"Ya, kau adalah Rafaella D'Alterio. Kekasihku" ucap Laura.

Rafaella tertawa lalu mencium bibir Laura lagi. Dan pada saat itu Claudia dan Marcus terbangun dan langsung melihat itu. Mereka baru saja bangun tidur! Mata mereka sudah ternodai saja!

"Ekhem" dehem Marcus.

Rafaella langsung melepaskan ciuman mereka dan menatap Marcus dan Claudia. Wajah mereka sangat merah, Rafaella menyeringai melihat itu.

"Apa?" Ucap Rafaella.

"Kau boleh melakukan apapun disini, tapi kau harus ingat bahwa masih ada kami disini" ucap Marcus.

"Laura!" Ucap Claudia lalu langsung memeluk Laura erat dan menangis.

"Kenapa kau menangis? Aku baik-baik saja" ucap Laura.

"Syukurlah kau sudah bangun, kami sangat menghawatirkan mu Laura" ucap Claudia.

Laura tersenyum lalu memeluk Claudia balik. Sebenarnya dia masih takut pada orang-orang, trauma ini sungguh menyebalkan.

"Kapan aku bisa pulang?" Ucap Laura.

"Bebe! Kau baru sadar, tentu saja kau akan menginap disini beberapa hari lagi" ucap Rafaella.

Setelah itu dokter datang lalu memeriksa kondisi Laura lagi. Mereka semua berdiri di belakang dokter dan perawat sembari memperhatikan Laura yang sedang di periksa itu.

"Bagaimana?" Ucap Rafaella.

"Baik, kondisinya lebih baik daripada kemarin" ucap dokter itu.

Mereka semua menghela nafasnya. Setelah dokter itu keluar, mereka semua mendekat lagi kearah Laura.

"Setelah ini kau harus makan hm?" Ucap Rafaella.

Laura hanya mengangguk.

Rafaella ingat dengan Albert, pasti pria itu masih di setubuhi oleh anak buahnya sekarang. Dia harus segera membunuhnya sekarang, sesuai dengan ucapannya waktu itu.

"Bebe? Kau bersama Claudia dulu ya? Aku akan pergi sebentar" ucap Rafaella.

"Kemana?" Ucap Laura.

"Hanya sebentar" ucap Rafaella lalu mencium bibir Laura.

"Claudia, aku titip sebentar Laura" ucap Rafaella.

Dia langsung pergi dari sana dan menuju tempat Albert. Dia sudah mengisi penuh pistol miliknya di mobil, Marcus hanya diam melihat itu. Ini hari terakhir Albert melihat dunia.

Wanted By The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang