Bab 19

7.3K 528 19
                                    

Sorry yang baru bangun tidur:v

...

Ini sudah tengah malam. Dan benar saja, Laura sangat lapar sekarang. Dia sudah menahan ini sedari tadi dan akan makan nanti pagi. Tapi perutnya tidak bisa diajak kompromi! Perut Laura terus mengeluarkan suara yang keras. Dia sangat lapar.

"Sialan, aku harus kebawah untuk membawa makanan. Aku malu" ucap Laura sembari memukul-mukul kasur dengan dramatisnya.

Dia malu! Laura bertingkah seperti anak kecil!

"Baiklah, ayo kita berjalan dengan cepat kedapur lalu membawa beberapa makanan dan kembali kesini oke? Fighting!!!" Ucap Laura sembari menyemangati dirinya sendiri.

Laura membuka kunci itu dan membuka pintu itu. Para maid dan anak buah Rafaella menatapnya dengan takut. Laura langsung turun kebawah, disana Rafaella masih duduk dengan Marcus disana.

"Bebe!" Ucap Rafaella senang.

Laura mengabaikan itu. Dia terus berjalan kearah dapur. Rafaella menghela nafasnya dan berjalan menyusul Laura kedapur. Dia melihat Laura yang sedang membawa beberapa roti dan susu.

"Laura" panggil Rafaella.

"Apa" ucap Laura datar.

Rafaella memeluk Laura dari belakang. Rafaella menaruh kepalanya pada bahu Laura. Laura hanya diam, dia masih memilih makanan didalam kulkas.

"Kau marah padaku? Kau bisa memukulku dan berteriak padaku, tapi jangan abaikan itu seperti ini" ucap Rafaella.

Laura menghela nafasnya. Dia melepaskan pelukan itu dan berbalik menghadap Rafaella, Laura menatap Rafaella yang sudah akan menangis itu. Laura memegang wajah Rafaella pelan lalu mencium bibir Rafaella dan memeluknya erat.

"Aku tidak marah padamu, aku marah pada jalang itu. Aku hanya perlu mendinginkan kepalaku sebentar" ucap Laura.

"Kau tidak marah padaku?" Ucap Rafaella.

"Tidak, aku tidak marah padamu" ucap Laura.

Setelah beberapa saat, Laura melepaskan pelukan mereka. Dia tersenyum kearah Rafaella, dia mengalungkan tangannya pada leher Rafaella.

"Aku ingin melakukannya" ucap Laura.

Rafaella menyeringai.
"Come desideri bebè" ucap Rafaella lalu mengangkat tubuh Laura ala Koala dan mendudukkan Laura di meja dapur dan mulai mencium bibir Laura.

"Nghhh" desah Laura.

Tangan Rafaella masuk kedalam baju Laura dan mulai memainkan payudara Laura. Dengan lihai, Rafaella memelintir puting payudara Laura dengan keras hingga Laura mengigit bibir Rafaella.

Setelah puas bermain dengan puting payudara Laura, tangannya mulai turun kebawah sana. Menuju vagina Laura, saat tangan Rafaella masuk kedalam celana dalam Laura dia menghentikan Rafaella.

"Why?" Ucap Rafaella.

"Jangan disini, banyak orang. Kau mau orang lain melihat tubuhku huh?" Ucap Laura.

Ah, benar. Mereka masih ada di dapur! Para maid dan anak buah Rafaella mengintip disana. Dengan wajah yang merona mereka tertawa perlahan melihat itu.

"va bene, andiamo nella nostra stanza" ucap Rafaella lalu mengangkat tubuh Laura dan berjalan kearah kamar mareka.

Disepanjang perjalanan, Rafaella terus mengigit leher Laura hingga meninggalkan bekas kemerahan disana. Mati-matian Laura menahan suara desahannya agar tidak terdengar oleh orang lain.

Dengan cepat Rafaella menaiki tangga, dalam satu langkah dia bisa melangkahi tiga anak tangga sekaligus. Dia harus cepat ke kamar mereka. Setelah sampai, Rafaella langsung mengunci pintu dan berjalan cepat kearah ranjang mereka.

Wanted By The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang