Bab 11

9.1K 668 0
                                    

Setelah kejadian itu, dimana Laura mendapatkan pesan ancaman Rafaella tidak mengizinkan Laura untuk pergi meninggalkan mansion. Jika ada sesuatu yang ingin dibeli, anak buahnya yang akan membelikanya.

"Kapan Claudia akan datang?! Lama sekali!!" Teriak kesal Laura.

"Dia sedang ada di pesawat sayang, tunggulah" ucap Rafaella.

Laura hanya diam. Dia akan bertemu sahabatnya sekarang! Waktu itu saat Rafaella ingin membawa Claudia kemari ke Sisilia, wanita itu sibuk dengan urusan pribadinya.

"Kau begitu merindukannya?" Ucap Rafaella.

"Tentu saja! Aku tidak berpamitan dengannya saat dipaksa ikut denganmu kemari waktu itu" ucap Laura.

Rafaella tertawa mendengar ucapan Laura. Dipaksa kemari, yeah tapi memang benar sih dia memaksa Laura untuk kesini dan tinggal bersamanya.

Tak berselang lama, Claudia datang dengan anak buah Rafaella. Claudia terkagum-kagum melihat mansion Rafaella, ini pertama kalinya dia melihat rumah sebesar ini. Lalu dia melihat Laura yang sedang berbincang dengan Rafaella.

"Laura!!!" Teriak Claudia.

Laura menoleh lalu tertawa.
"Claudia!!!" Teriak Laura.

Mereka berdua berpelukan dengan erat. Astaga, dia tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan sahabatnya itu. Claudia memukul bahu Laura sedikit keras, lalu berteriak.

"Kau kemana saja!! Pergi tidak memberitahuku! Saat kau memintaku untuk menjemputmu di cafe waktu itu tapi kau tidak ada!" Ucap Claudia sembari menangis.

Laura tersenyum lalu memeluk Claudia lagi. "Maaf, ini sangat mendadak saat aku pergi" ucap Laura.

"Ekhem!!!" Dehem Rafaella keras.

Rafaella sedikit risih saat Laura memeluk Claudia seperti itu. Laura berjalan kearah Rafaella bersama Claudia di sampingnya.

"Claudia, ini adalah kekasihku. Namanya Rafaella" ucap Laura.

Claudia diam sebentar. Tunggu, pacar? Wanita ini adalah pacar Laura? Really?!

"Wait?? What are you saying? Girlfriend? damn, don't joke with me Laura" ucap Claudia.

"I'm not joking with you Claudia" ucap Laura.

"Halo, aku Rafaella kekasih Laura" ucap Rafaella.

"B-bagaimana mungkin?" Ucap Claudia tidak percaya.

Laura mengajak Claudia untuk duduk di sofa. Dia meminta air pada maid disana lalu mulai menjelaskan semuanya pada Claudia secara perlahan dan langsung keintinnya.

"Jadi, dia itu seorang mafia begitu? Dan dia adalah orang yang waktu itu melakukannya denganmu? Sialan, kepalaku pusing" ucap Claudia.

Rafaella terkekeh melihat mereka berdua. Temannya ini sungguh toxic untuk Laura, tapi anehnya mereka nyambung dalam berbicara.

"Jangan diributkan lagi, yang penting kalian sudah bertemu kan" ucap Rafaella.

"Kau adalah orang yang membawa Laura huh?" Ucap Claudia sembari menunjuk Rafaella.

Mereka semua tegang. Rafaella sudah memasang wajah datarnya, berani sekali wanita ini menunjukkan jarinya pada Rafaella. Dia menatap Claudia dengan datar.

"Berani sekali kau mengacungkan jarimu padaku" ucap Rafaella datar.

Laura panik sekarang. Dia menurunkan jari Claudia lalu berjalan kearah Rafaella. Dia memegang wajah Rafaella lalu menciumnya.

"Maafkan dia, mungkin dia masih kesal" ucap Laura.

Rafaella mengehela nafasnya. Dia tersenyum kearah Laura, lalu menatap Claudia dengan tajam. Claudia tersentak melihat itu, kenapa tubuhnya membeku saat ditatap seperti itu oleh Rafaella?

Wanted By The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang