Mereka sampai di toko, bukannya mall tapi ke toko. Meskipun bukan mall tapi ini sangat indah dan menarik menurut Laura.
Mereka turun, Rafaella hanya membawa 2 pengawal untuk ini. Laura berjalan bak seorang model disamping Rafaella.
"Berjalanlah dengan biasa" ucap Rafaella.
"Kau bilang aku bebas melakukan apapun kan? Jadi terserah aku dong" ucap Laura lalu pergi lebih dulu dan masuk kedalam toko sepatu.
Rafaella terkekeh lalu menyusul Laura. Anak buah Rafaella menatap Laura heran, kenapa wanita itu tidak takut pada bos mereka itu? Bahkan mereka tidak berani menatap secara langsung Rafaella tapi Laura?
Laura memilih sepatu yang menurutnya bagus. Laura sudah bertekad akan menghabiskan uang Rafaella agar Rafaella membiarkannya pergi karena terlalu boros.
Tapi nyatanya tidak. Rafaella malah senang jika Laura menghabiskan uangnya seperti itu. Menurut Rafaella, jika Laura senang dia juga senang dan tidak keberatan dengan itu.
"Bagaimana dengan ini?" Ucap Laura sembari menunjukkan sebuah sepatu.
"Bagus, pasti akan cantik dia kakimu" ucap Rafaella.
Laura memilih beberapa sepatu dan harganya bukan main. Ini baru toko pertama. Laura keluar dan berjalan sendirian didepan, Rafaella dan 2 anak buahnya berjalan dibelakang dengan pelan.
Setelah itu, Laura masuk kedalam toko baju, toko perhiasan, toko pernak-pernik, toko tas, toko pakaian dalam dan masih banyak lagi.
2 pengawal yang seharusnya menjaga mereka malah menjadi penitipan barang. Dengan susah payah mereka memegang semua tas belanjaan Laura, bahkan ada beberapa kotak yang jatuh karena terlalu banyak.
Rafaella menatap kedua anak buahnya. Dia mengambilkan kotak itu lalu menaruhnya di tangan anak buahnya itu. Dia menatap ke depan dan tidak ada Laura!
"Shit! Dimana Laura?!" Teriak Rafaella panik.
Anak buahnya tidak bisa bergerak dengan leluasa karena barang bawaan mereka. Mereka meninggalkan barang belanjaan Laura di sebuah toko dan meminta mereka untuk menjaganya sebentar.
Sedangkan Laura sedang berlari tak tentu arah. Dia melihat Rafaella sedang lengah dan dia menyelinap pergi dari sana lalu berhasil. Laura tersenyum dengan lebar.
"Akhirnya lolos!!" Pekik Laura senang.
Lalu dia melihat seorang polisi disana. Dengan cepat dia berlari kearah polisi itu dan meminta bantuan kepada polisi itu.
"Ada yang bisa saya bantu?" Ucap polisi itu.
"Aku diculik seseorang! Tolong hubungi kepolisian Los Angeles sekarang" ucap Laura.
"Siapa yang menculikmu nona?" Ucap polisi itu sembari menulis ucapan Laura.
Laura menatap senang kearah polisi itu. "Namanya adalah Rafaella D'Alterio! Dia membawaku kesini dengan paksa! Itu masuk pasal penculikan kan? Ayo cepat bawa aku pergi dari sini" ucap Laura terburu-buru.
Polisi itu terdiam saat mendengar nama Rafaella. Laura heran kenapa polisi itu diam saja?! Dia harus cepat pergi dari sana!!
Lalu polisi itu menatap kearah belakang Laura. Karena penasaran dia menoleh kebelakang, dan ada Rafaella disana. Laura mengumpat seketika.
"Apakah kau tersesat sayang?" Ucap Rafaella.
Dia mendekat kearah Laura dan memegang pinggang Laura dengan erat. Rafaella menatap polisi itu sembari tersenyum.
"Maafkan aku, sepertinya pacarku berlebihan. Aku akan membawanya pergi sekarang, selamat siang" ucap Rafaella lalu menarik paksa Laura dari sana.
Laura memberontak.
Rafaella membawa Laura kearah anak buahnya yang sudah ada di mobil. Tak lupa dengan barang belanjaan tadi, mereka sudah memasukkan itu di bagasi mobil.
Rafaella memasukkan Laura kedalam mobil sedikit kasar lalu dia masuk dan menutup pintu mobil dengan keras. Mobil itu bergerak dan melaju kearah mansion. Hening di sepanjang perjalanan, Rafaella tidak mengajak ngobrol Laura seperti biasanya.
Setelah sampai di mansion. Rafaella turun pertama dan menarik Laura kedalam mansion.
"Simpan barang-barang itu" ucap Rafaella lalu menarik Laura kedalam dengan kasar.
"Ini sakit!! Lepaskan aku!!" Teriak Laura.
Rafaella tidak menggubris itu. Dia terus menarik Laura naik ke tangga dan masuk kedalam kamar mereka. Rafaella mengunci pintu kamar itu dan mendorong Laura kearah kasur.
Dia naik keatas tubuh Laura lalu mencengkram pipi Laura dengan erat."Sudah aku bilang, jangan membantahku kan?" Ucap Rafaella datar.
Laura mencoba melepaskan cengkraman itu tapi tidak bisa! Pipinya sangat sakit sekarang!
"Ini sakit" ucap Laura.
"Selama ini aku sudah sabar denganmu Laura, karena aku mencintaimu aku menahan amarahku. Tapi sekarang tidak, kau melewati batasmu sayang" ucap Rafaella dengan nada rendahnya.
Rafaella mengambil sebuah botol di laci sebelah kanan kasur. Itu pelumas. Dia melucuti seluruh pakaian Laura hingga telanjang.
Rafaella langsung mencium bibir Laura dengan paksa. Laura mengigit bibir Rafaella hingga berdarah tapi Rafaella tidak bereaksi apapun. Dia terus melanjutkan ciuman itu.
Dia mengeluarkan gel kearah vagina Laura dengan banyak. Lalu tangannya mulai masuk tanpa memberitahu terlebih dahulu. Laura tersentak kaget, ini masih sakit.
Laura menangis. Rafaella tidak mendengar tangisan Laura, dia marah sekarang. Rafaella mengambil sebuah dildo yang lumayan besar di laci tadi.
"Ini hukuman untukmu" ucap Rafaella.
Dia menarik tangannya dari vagina Laura dan langsung memasukkan dildo itu kedalam vagina Laura dengan sekali masuk. Laura menjerit kesakitan, waktu itu hanya jari yang masuk dan tidak terlalu sakit tapi ini! Ini seukuran dengan dick laki-laki!
Rafaella menekan tombol maksimal pada dildo itu. Dan dildo itu bergetar dengan sangat cepat didalam vagina Laura.
"Ahh nghh saki—ahh!" Desah Laura.
Rafaella hanya menatap datar Laura yang sedang mendesah itu. Tidak ada niatan untuk melakukan itu bersama Laura sekarang, keinginan itu dia kabur dalam-dalam.
"L-lepaskan ini hiks nghh" ucap Laura.
Lama kelamaan Laura ingin mengeluarkan cairannya. Dia berteriak dengan nikmat? Tubuhnya sangat aneh sekarang.
"Akhhhhhhhhhh nghh ahhh Rafaella! Ahhh!!!" Teriak Laura saat dia mencapai putihnya.
Nafasnya memburuh. Dildo itu masih bergerak di dalam vagina Laura, dan dia merasakan cairannya keluar dari vaginanya.
Dia menatap Rafaella yang berdiri di sana. Kenapa Rafaella menatapnya seperti itu? Tidak seperti biasanya. Ini dingin dan datar. Rafaella mengeluarkan dildo itu dari dalam vagina Laura. Dia menutup tubuh Laura dengan selimut.
"Bersihkan dirimu sendiri setelah ini" ucap Rafaella lalu pergi dari sana.
Rafaella menutup pintu kamar itu dengan sangat keras. Laura menatap Rafaella dengan aneh, ini tidak menyenangkan. Hatinya sakit melihat itu.
Laura bangkit lalu berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai dia duduk di atas kasur dan tidak melihat Rafaella disana.
Laura terus menunggu hingga dirinya ketiduran sendirian diatas kasur itu. Rafaella tidak akan kesana, dia tidur di ruang kerjanya. Laura tidur sendirian malam ini.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanted By The Mafia
Romance18+ G×G area~ Laura Biel diputuskan oleh kekasihnya, dia patah hati dan minum di bar sendirian. Saat Laura mabuk, ada seorang wanita yang menghampirinya dan menemaninya hingga menghabiskan malam panas dengannya. Semenjak itu, Laura merasa hidupnya b...