Bab 20

6.8K 474 10
                                    

Keesokan harinya.

Yang pertama bangun adalah Rafaella, di menatap Laura yang masih tertidur di sampingnya. Dia terkekeh lalu mencium pelan kening Laura dan turun dari ranjang mereka dengan pelan lalu masuk kedalam kamar mandi.

Laura terbangun karena suara gemercik air disana, dia menatap sekelilingnya dengan mata yang masih mengantuk. Dia lelah, mereka melakukannya sampai pagi tadi dan dia baru saja tertidur!

"Astaga, sprai ini sudah kotor sekali" ucap Laura sembari menatap sprai itu.

"Bebe? Kau sudah bangun" ucap Rafaella yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Laura menatap tubuh Rafaella yang masih basah dan tato kesukaannya, tato ular black mamba. Menurutnya itu menakjubkan, black mamba memang kecil tapi mematikan.

"Bisakah kau mengambilkan minum untukku?" Ucap Laura serak.

Rafaella terkekeh.
"Tentu, tunggu" ucap Rafaella.

Dia berjalan kearah meja yang ada gelas berisi air disana lalu berjalan kearah Laura dan memberikan minum itu. Laura langsung meneguk airnya dengan cepat. Tenggorokannya sungguh kering.

"Apakah kau lelah karena terus mendesahkan namaku Bebe?" Goda Rafaella.

Laura menatap Rafaella tajam.
"Menurutmu?" Ucap Laura lalu membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan turun dari ranjang. Dengan tertatih dia berjalan menuju kamar mandi.

"Ingin aku temani?" Ucap Rafaella.

"Tidak!!!" Teriak Laura lalu menutup pintu kamar mandi itu dengan keras.

Rafaella tertawa. Laura sungguh menggemaskan, dia berjalan kearah lemari dan memilih baju. Dia memakan baju itu disana dan duduk di kursi lalu menatap tab miliknya. Syukurlah sekarang tidak ada masalah apapun.

"Bebe! Bawakan aku handuk!!!" Teriak Laura dari dalam kamar mandi.

Rafaella berjalan kearah lemari dan membawa handuk baru dan berjalan kearah pintu kamar mandi. Dia mengetuk pintu lalu pintu terbuka. Kepala Laura mengintip disana dengan lucunya.

"Terimakasih" ucap Laura lalu hendak menutup pintu lagi.

Rafaella mengganjal pintu itu dengan kakinya dan memegang pintu itu dengan tangannya lalu menatap Laura dengan tatapan menggoda.

"Aku ikut ke dalam ya?" Ucap Rafaella sembari memegang tangan Laura yang memang pintu itu.

Laura menghempaskan tangan Rafaella dengan susahnya.
"Tentu tidak! Jika kau masuk semuanya akan kacau!" Teriak Laura lalu menutup pintu kamar mandi.

Rafaella duduk lagi di kursi tadi dan melihat-lihat tab miliknya. Setelah beberapa saat, Laura keluar dan sudah memakai baju. Dia duduk di samping Rafaella dan menatap tab yang ada di tangan Rafaella.

"Kau melihat apa?" Ucap Laura.

"Tidak ada, ini hanya pekerjaan kecil" ucap Rafaella.

Setelah diam sebentar, mereka turun kebawah untuk sarapan. Meskipun ini sudah bukan pagi tapi mereka sangat lapar. Saat turun sudah ada Claudia yang sudah duduk di sofa depan tv, Laura langsung duduk di samping Claudia sedangkan Rafaella membawa makanan untuk mereka.

"Sampai kapan kalian melakukan itu? Tumben bangun sangat siang seperti ini" ucap Claudia tanpa menolehkan kepalanya. Dia terus fokus pada film yang ditontonnya itu.

Laura berdehem lalu memakan camilan yang ada di tangan Claudia. Claudia menatap kesal Laura.

"Yak! Ambil camilan mu sendiri! Jangan meminta padaku!" Ucap Claudia sembari menjauh dari Laura.

Wanted By The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang