"Rey lo kenapa? muka lo pucet." Aiden khawatir akan temannya yang tiba tiba menunjukkan gelagat aneh.
"gapapa, eh gw laper nih."
"ohh, nih mending lo makan ini masih ada satu lagi, lo cobain deh lo kan tadi penasaran." Aiden menghibur Rey sedang sebuah roti berbentuk ikan yang dia pesan tadi. Sebenarnya roti itu sedang sangat populer dikalangan remaja namun saja Rey sangat ketinggalan jaman jadi dia belom pernah mencoba bahkan ia tidak tahu kalo roti itu ada.
Saat Rey memakannya merasakan sebuah lelehan coklat melebur di dalam mulutnya membuat dirinya merasa sedikit tenang. "ini enak den, pulangnya gue mau pesen deh buat dirumah." dijawab dengan anggukan dari Aiden. Rey sangat menyukai coklat menurutnya menyantap coklat saat sedang merasakan kesedihan, kesedihan itu akan hilang walaupun tidak lama namun itu bisa membuatnya lupa akan kesedihannya itu.
Langit sudah memunculkan warna jingga yang artinya mereka harus segera pulang kerumah masing masing. Mereka berdua keluar dari cafe itu dan langsung menaiki kendaraannya masing masing untuk pulang ke rumah. Rey menikmati udara sore hari diatas motornya. Setelah apa yang dia liat di cafe itu membuatnya tidak ingin pulang kerumahnya dan menikmati udara luar dengan waktu yang lama. ia memarkirkan motornya disebuah taman kota, mencari tempat singgah untuk menenangkan pikiran "seharusnya gue gaboleh berburuk sangka dulu, gue gatau apa yang terjadi sebenernya. Tapi menurut apa yang gue liat sepertinya itu keadaan yang rumit." lamunan Rey ditemani dengan sebungkus roti ikan ditangannya, sepertinya itu akan menjadi makanan favoritnya. Banyak pertanyaan dikepalanya membuat dia mengusap rambutnya dengan kasar.
Langit mulai menghitam namun Rey masih saja duduk di tempat yang sama dia sangat malas pulang kerumah, Tindakan dia berhasil membuat ayahnya khawatir pasalnya dia tidak pernah pulang terlambat tanpa memberitahu ayahnya. Telepon Rey terus berdering menampilkan nama ayahnya namu Rey sengaja menghindari. Rey beranjak dari kursinya mencari kendaraannya dan bersiap untuk pulang kerumahnya.
...
"Ayahh,, Rey pulang..."
"yaampun nak, kamu kemana aja kok gabilang dulu ayah khawatir." wajahnya tampak panik karna tidak biasanya anak *satu satunya pulang terlambat.
"ayah gausah khawatir, Ray udah gede tadi Rey abis kerja kelompok sama Aiden hp Rey lagi dicharge jadi gak angkat telepon ayah." Rey menenangkan
"yaudah, bersih bersih dulu. Ayah sudah siapkan makanan buat kamu."
"iya ayah" Rey menuju kamarnya untuk membersihkan badan, namun iya memlilih untuk merebahkan dirinya di kasur karna harinya sangat lelah. Membiarkan tubuhny beristirahat sebentar bukan pilihan yang buruk.
Rey menuruni tangga kemudian menghampiri ayahnya yang sedang asik menyiapkan menu makan malam, Menu hari ini adalah nasi goreng lengkap dengan lauk ikan dan ayam.
"Rey kamu sakit nak??" keheningan di meja makan buyar ketika sang ayah melihat wajah anaknya dengan khawatir. Wajahnya tampak pucat dan lelah.
"engga kok, cuma kecapean aja. Rey ngantuk aja nanti dibawa tidur juga udah enakan badannya."
"yasudah kamu habiskan makananmu lalu istirahat jika perlu ayah akan menyiapkan obat untukmu." melihat anaknya dengan kondisi seperti itu ia yakin bahwa anaknya sedang tidak baik - baik saja.
"aku pamit kekamar dulu yah."
"baiklah selamat malam"
...
"hallo"
"hallo nak, kok belum tidur?"
"papah, papah sedang apa?? aku kangen sama papah, aku mau ketemu papah ketemu kakak juga. aku takut disini takut dia Dateng lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐨𝐭𝐢 𝐈𝐤𝐚𝐧 || 𝐞𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 𝐥𝐨𝐤𝐚𝐥
Fanfiction"𝐤𝐚𝐤 𝐑𝐞𝐲 𝐠𝐚𝐮𝐬𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐡 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐲𝐚𝐡,, 𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐚𝐝𝐚 𝐢𝐤𝐢. 𝐒𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐤 𝐑𝐞𝐲 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢.' -Riki Update tiap sabtu.