Sinar matahari menyentuh wajah tampan pemuda berusia 18 tahun itu membuatnya terbangun dari tidurnya. dia segera merapikan tempat tidurnya dan menyimpan sebuah boneka beruang besar di pojok kasur dekat lemari. Rey terbiasa tidur dengan boneka beruangnya, karena saat kecil dia selalu takut untuk tidur sendiri, ayahnya membelikannya boneka karena beliau tidak selalu ada di sampingnya setiap waktu karena harus berkerja untuk menghidupi anak satu satunya itu.Rey bersiap untuk berangkat ke sekolah aktivitas yang berulang tetapi dia terbiasa menjalani kehidupan yang membosankannya itu. Setelah selesai mandi, Rey keluar dari kamarnya dia mencari ayahnya namun nihil ayah sudah berangkat pada pagi buta meninggalkan sebuah roti dan telur tidak lupa segelas minuman sereal dan sebuah kertas kecil bertuliskan :
"𝑚𝑎𝑎𝑓, 𝑅𝑒𝑦, 𝒉𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑛𝑖 𝑎𝑦𝑎𝒉 𝑔𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑛𝑒𝑚𝑒𝑛𝑖𝑛 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑙𝑢. 𝑎𝑦𝑎𝒉 𝑠𝑢𝑑𝑎𝒉 𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑅𝑒𝑦, 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝒉 𝑛𝑎𝑘"
Rey mengerti ayahnya selalu sibuk lagian juga dia tau bahwa ayahnya sibuk untuk dirinya. dia berjanji akan membalas jasa ayahnya karena pikirnya ayahnya adalah sosok manusia yang kuat dan hebat. Rey menyantap masakan ayahnya dengan perlahan. Setelahnya dia bersiap berangkat ke sekolah.
Rey memarkirkan motor diparkiran depan sekolah dia berjalan menuju pintu masuk dalam perjalanan menuju kelas dia bertemu dengan Surya salah satu teman terbaiknya. Mereka berteman sejak mereka belum dilahirkan lebih tepatnya ibu mereka bersahabat hingga mereka membuat janji jika mereka mempunyai anak harus memiliki rumah yang bersebelahan dan anak mereka harus berteman.
"Rey mtk udh belum? eheheh boleh kali."
"Buset dah, belum juga masuk kelas lo udh minta contekan." celetuk Rey dibalas dengan senyum canggung dari surya
Rey sudah memahami sifat Surya, dia memang tidak pandai di bidang matematika tetapi dia sangat pandai di bidang bahasa dan seni, jadi dia sangat memaklumi temannya itu.
Saat sampai di kelas mereka menghampiri Aiden yang sedang membaca manga entahlah judul apalagi yang dia baca yang penting jangan mengganggunya, karena kalau Aiden diganggu saat sedang membaca dia akan berubah menjadi seperti serigala dengan tatapan tajam yang siap menyantap mangsanya.
"Rey liat deh si bule wibu masih pagi udah baca manga apa tidak sakit tuh mata?"
"Biarin aja dah, anaknya begitu sifatnya lagian juga gak ngerugiin lo ini kan??"
"KATA SIAPA GAK NGERUGIIN GW?" Rey tersentak tiba-tiba nada biasa Surya sedikit naik dengan muka yang serius.
"Masa iya kemarin gw jalan sama dia tiba-tiba dia teriak ~YoAaiMOoOo mau ditaruh di mana muka gw yang ganteng ini." Ucap Surya sambil menggelekan kepala dengan cepat agar ingatan memalukan itu menghilang.
"BWHAGAHAAHWHHA" Rey tertawa melihat tingkah temannya itu.
...
Jam istirahat pun tiba mereka bertiga sepakat untuk makan di kantin. Tidak sedikit pasang mata yang menatap kagum mereka bertiga lebih tepatnya Surya, Surya memang populer di sekolah dengan paras yang tampan dan sifatnya yang ramah membuat dia makin dikenal.
Mereka memilih tempat duduk di ujung kantin karena tempatnya sepi tidak banyak murid murid bergerombol, pasalnya Rey sangat tidak suka manusia banyak karena itu akan membuatnya pusing. Bisa dibilang Rey termasuk anak yang anti sosial dia sangat susah beradaptasi dengan orang-orang di luar angsana tidak heran dia hanya memiliki dua teman.
"Kalian mau pesen apa? biar gw pesenin" Rey berdiri dari bangkunya untuk memesan makanan
"gue mi ayam saja, jangan pake ayam."
"Den, gue tulis nama lo di death note mau?" Surya mentap Aiden dengan tatapan malas, dia bosan dengan jokes aneh milik aiden
"Heheh becanda, gw mau Indomie aja deh"
"Oke, Lo apa ya?"
"Samain aja kaya Lo"
"Gw mau nasgor, gapapa?
"Okegapapa"
Sambil menunggu makanan mereka asyik membicarakan berbagai macam topik, mulai dari pelajaran sejarah yang gurunya jarang ngajar, film yang mereka tonton kemarin di rumah Aiden, video viral di aplikasi TikTok, sampai alien dan Talking Tom mereka bicarakan.
Bell berbunyi saatnya mereka kembali ke kelas. di perjalanan menuju kelas mereka masih asyik ngobrol.
"Wey pulang sekolah kosong gak? tanya Aiden tiba-tiba terlintas dibenaknya untuk mengajak ke dua temannya untuk pergi bermain saat pulang sekolah.
"Gw sih selalu kosong" jawab Rey singkat
"Gabisa gw, gw mau gantiin bunda buat
ke sekolah Bintang buat nyemangatin dia lomba, soalnya bunda lagi nemenin Hari lagi sakit.""Yahh.." ucap Rey dan Aiden bersamaan
"Yaudah kita berdua aja Rey mau tidak? kita ke cafe 88, sekalian nugas" ajak Aiden semangat
"Sama lo mah bukan nongkrong tetapi nugas, tetapi oke deh ayoo aja." Rey setuju dengan ajakan Aiden. Merekapun sampai di depan kelas.
...
Kelas berakhir para siswa berhamburan keluar sekolah, tidak banyak juga siswa yang tetap diam di kelas hanya untuk menunggu parkiran sepi salah satunya mereka bertiga.
"Gw duluan ya." pamit Surya dan mendapatkan anggukan dari Aiden dan Rey.
Mereka berdua masih menunggu di kelas untuk beberapa menit lalu mereka berangkat ke Cafe 88.
Mereka tiba di Cafe 88, Cafe yang tidak terlalu luas namun cukup nyaman untuk sekadar mengobrol santai bisa dibilang mereka sering datang ke tempat ini. merekapun memilih tempat duduk di dekat jendela supaya bisa melihat kendaraan berlalu lalang. Tidak lama seorang pelayan datang menyodorkan buku menu,
"Latte dan es cokelat satu, sama Roti ikannya satu." tanpa membuka buku menu Aiden memesan makannya, karena sudah terlalu sering mereka kesini jadi dia hafal betul apa yang akan di pesan sama temannya itu
"Baik kak ditunggu pesanannya." pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua
"Den, Lo tadi pesen roti ikan? apaan itu gue gk pernah denger?" Rey merasa asing dengan menu yang menurutnya itu sangat aneh
"Serius Lo gatau? please deh ini enak banget asli, jadi ini tuh roti bentuk ikan dalemnya isinya ada macam macam gitu yang paling gw suka sih yang dalemnya cokelat."
"Ohhh.."
"Lo harus cobain deh nanti."
"Okee."
Rey menatap jendela sambil menikmati makanan es cokelat yang dia pesan. Entahlah apa yang membuat dia menatap ke luar jendela mungkin pikirnya daripada dia menatap Aiden yang sibuk dengan bukunya membuat dia pusing lebih baik menatap keluar. Namun matanya menangkap seseorang yang dia kenal dengan seorang anak kecil yang kira kira usianya tidak jauh dengannya sekitar 13-15 tahun itu. Dadanya mendadak sakit saat sosok yang dia kenal itu dihampiri sosok wanita Namun wanita itu dia tinggalkan begitu saja dalam keadaan menangis.
"Ayah.. apa kau lakukan? siapa mereka?"
...
Hallo...
makasih banyak buat yang sudah baca cerita ini huhuhu...
kalian suka gak sama ceritanya???
semoga kalian suka sama ceritanya😘
sampai jumpa Sabtu depan😚❤️
bye bye 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐨𝐭𝐢 𝐈𝐤𝐚𝐧 || 𝐞𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 𝐥𝐨𝐤𝐚𝐥
Fiksi Penggemar"𝐤𝐚𝐤 𝐑𝐞𝐲 𝐠𝐚𝐮𝐬𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐡 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐲𝐚𝐡,, 𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐚𝐝𝐚 𝐢𝐤𝐢. 𝐒𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐤 𝐑𝐞𝐲 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢.' -Riki Update tiap sabtu.