sᴇᴍʙɪʟᴀɴ : ᴇs ᴋʀɪᴍ

573 89 4
                                    

"Kak Rey coba kesini, Iki mau nunjukin ini."

"apa itunya?" dengan rasa penasaran nya Rey pun bangun dari tempat tidurnya dan menghampiri Riki yang berada di kamarnya.

"ini lukisan yang Iki buat, ini ada kak Rey ada kak Surya ada kak Deden sama ada Hari dan Bintang." Dengan bangganya Riki menunjukkan hasil karyanya yang telah dia buat kurang lebih 2 jam.

"wiii jago ade kakak, Riki kayaknya bisa segala hal yah." tentu saja Rey memuji adik kesayangannya yang bisa di segala bidang

"Enggak juga Riki ga bisa makan beling." celetuk-nya dengan wajah polos

"Ki.." Rey sudah siap memegang remote yang berada tidak jauh dengannya

"iya iya ampun kak bercanda." Si adek panik dan ingin menghindari kakaknya yang sudah kesal dengan kelakuannya yang ajaib

"dih ge-er orang kakak mau nonton Tv WAHAHAH" tentu saja Rey membalas kejahilan Riki, dia tidak mau harga dirinya hancur karena kejahilan adiknya yg tidak bisa ditebak kapan akan munculnya.

"Eh ki kita kita makan es krim yuk."

"makan dimana??"

"yang deket taman mau gak? apa yang deket cafe 88?."

"Yang deket taman aja kak Iki mau liat ibu ibu senam."

Ya Tuhan capek

"mana ada sore sore yang senam."

"Ya siapa tau, Iki mau belajar senam deh." entah darimana datangnya pikirannya membuat Rey sangat gemas ingin membanting Monas

"yaudah terserah Iki dehh."

Setelah memesan es krim mereka duduk di sebuah kursi sambil ngobrol santai, segala hal mereka bicarakan. Sesekali mereka pun memainkan beberapa permainan seperti suit dan permainan konsentrasi seperti 3.6.9 dan sebagainya.

"Kak Iki mau ke kamar mandi dehh, Kaka tunggu sini yah jangan ilang!!."

"oh yaudah paling nanti kakak tinggal."

"sok tinggalin aja tapi jalan yah." Riki menunjukkan kunci motor Rey yang berhasil dia curi supaya tidak ditinggalkan.


"Halo Iki kesayangan bunda, apa kabar nih bunda kangen."

tubuh Riki kaku mendengar suara perempuan yang menyebut namanya, yang mana suara itu tidak asing bagi Riki

"T- Tante?" dan ternyata benar suara itu berasal dari seorang wanita yang tidak ingin Riki temui lagi dalam hidupnya. Tubuh Riki sedikit bergetar dia ingin pergi dari tempat itu namun kakinya tidak bisa diajak untuk bekerjasama.

"gausah takut gitu dong ki sama bunda bunda kan cuma kangen sama kamu."

"Tante mau apa? Riki mohon jangan ganggu Riki."

"Itu kakak kamu yah ki?"tak menghiraukan wanita itu malah menunjuk Rey yang sedang asyik dengan hp nya di tempat dia duduk sebelumnya.

"Tante Riki mohon sama tante jangan bawa bawa kak Rey, kalo Tante mau marah marah aja sama Riki tapi jangan sakiti kak Rey."

"ow, santai saja wahai anak muda, saya tidak tertarik dengan kakak mu." wanita itu memajukan wajahnya tepat di telinga Riki "yang saya mau hanya bapak kamu Jun Prasetya." wanita itu pun pergi setelah mengelus kepala Riki.

"kaakk pulang yuk Kak Iki mau pulang" Dengan wajah yang sedikit pucat seperti habis melihat hantu

"kenapa ini masih siang?" tentunya Rey kebingungan dengan sikap adeknya yang tiba tiba tidak bersemangat, padahal tadi dia sangat bersemangat.

𝐑𝐨𝐭𝐢 𝐈𝐤𝐚𝐧 || 𝐞𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 𝐥𝐨𝐤𝐚𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang